Fatin Anak 12 Bulan Positif Gizi Buruk, Pemkab SBB Jangan Main-Main

Kabar Nasional Kesehatan News

KABARTERKINI.NEWS– SATU dari tiga anak kekurangan gizi di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) positif mengidap Gizi Buruk. Hal itu diketahui setelah La Fatin penderita kurang gizi dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSUD) Piru.

Anak 12 bulan itu dilarikan ke RSUD Piru menyusul informasi kabarterkini.news tertanggal 24/12/2019 dengan judul “Kado Pahit Akhir Tahun, Tiga Balita Gizi Buruk Ditemukan Di SBB.”

Ketiga anak itu diantaranya Jamadin Samal, La Fathin 12 bulan serta Mawar Ode. Semua dari desa Waesala.

Kini masalah itu menjadi perhatian semua kalangan. Sebagaiman terpantau pasca informasi itu beredar, Minggu (29/12) para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) daerah kabupaten SBB satu persatu menampakan wajahnya merespon kejadian tersebut.

Jamadi Darman, ketua komisi I DPRD SBB menjelaskan, berdasar atas hasil informasi media, DPRD SBB mengambil langkah cepat dengan melakukan pengawasan.

“Dan alhamdulillah kita kroscek langsung ke lapangan. Yang paling mengagetkan dari tiga balita kesemuanya berada di desa Waesala. si Fatin sekarang ini berada di RSUD piru itu, sesuai keterangan dokter yang menanganinya, dokter Jhosua, malam tadi menyampaikan keterangan bahwa Fatin positif gizi buruk,” jelas dia mengurai keterangan dokter.

Foto: La Fathin anak usia 12 bulan pengidap gizi buruk.***

Olehnya itu lanjut politisi Partai Amanat Nasional itu menegaskan, atas nama DPRD kabupaten SBB mengingatkan pemerintah kabupaten SBB jangn main-main dengan persoalan tersebut.

“Saya jamadi darman ketua komisi I menegaskan kepada pemerintah daerah agar tidak main-main dalam hal ini. Terutama dinas kesehatan supaya lebih pro aktif lagi mengawasi kinerja daripada kapus-kapusnya masing-masing. Karena ini sangat berdampak kepada kinerja dari pada pemerintah kabupaten SBB dengan moto kasi bae sbb. Kalau hal sekecil ini saja kita lalai, bagaimana dengan hal yang lebih besar, itu yang perlu disikapi,” jelas Darman.

Penderita lain atas nama Jamadin Samal dan Mawar Ode itu lanjut Darman, baiknya juga dinas kesehatan bisa turun kroscek langsung ke lapangan dan bisa mengambil langkah Preventif dengan membawa mereka ke RSUD piru untuk ditangani lebih preventif lagi.

“Kalau malam itu atau sore-sore itu mereka berada di puskesmas Waisala mungkin no problem. Artinya bisa kita bawa. Yang sangat kita sayangkan itu kinerja dari Kepala Puskesmas Waisala. Perlu dipertanyakan. Sejauh ini kalau dari lokasi puskesmas waesala saja ke rumah nya fatin tidak sampai dua ratus meter, ada kejadian itu dan sampai ke lokasi Jamadin ini kurang lebih lima ratus meter saja bisa ada gizi buruk, bagaimana dengan tiga belas dusun yang lain yang merupakan jangkauan dari kinerja Kapus Waesala,” endusnya.

“Intinya bahwa kinerja dari kapus waesala ini perlu ditinjau kembali, itu yang pertama. Lalu soal kesehatan mungkin bisa ditambahkan oleh teman-teman DPR yang lain karena kejadian ini, bukan cuma dinas kesehatan saja karena kita harus liat dari sisi pangan, sandang dan papahnya,” tambah Darman.

Rumah orang tua Fatin di Waesala.***

Olehnya, itu perlu juga adanya kebersamaan dari Dinas sosial , perikanan ketahanan pangan dan dinas perumahan rakyat karena keluarga Fatin ini seperti teman-teman media lihat, tadi bagaimana tempat tinggal nya, bagaimana sandang nya, pangannya itu tidak terurus olehnya itu perlu perhatian serius lagi dari pemerintah SBB.

Diperhatikan untuk kedepannya biar tidak ada lagi kasus-kasus yang terjadi seperti yang kita tindak lanjuti dari pagi sampai malam itu.

“Karena disini juga ada komisi I saya sendiri, komisi II juga ada komisi III juga ada. Jadi mungkin bisa ditambahkan oleh teman-teman komisi yang lain. Terimakasih teman-teman media sudah menanyakan. Ini sebenarnya hak hidup seorang masyarakat itu, hak hidup seorang warga negara dalam hal ini kan dia masih dari jabang bayi dan sampai dia jadi bayi dan sampai dia tumbuh menjadi dewasa merupakan tanggungjawab dari negara dalam hal ini pemerintah Kabupaten seram bagian barat kalau bisa melihat hal ini terutama Kapsus,” jelasnya.

Menutup keterangannya Darman menegaskan penilaiannya, bahwa Kepala Puskesmas waesala kinerjanya sangat bobrok dan perlu dievaluasi.

Untuk diketahui, La Fatin di rujuk ke RSUD Piru atas inisiatif pihak Puskesmas Waisala. Sabtu Pagi (28/12) Fatin sampai di RSUD Piru, selanjutnya sekira pukul 11:30 usai menjenguk Fatin di RSUD, rombongan DPRD melaju ke desa Waesala.*** FIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *