Ambon, CakraNEWS.ID– Media Massa di Maluku ramai-ramai memberitakan sisi buruk keberdaan PKL di Mardika. Perkumpulan alias Asosasi Pedagang Mardika tidak menjadi sasaran empuk bahkan terkesan sebagai kambing hitam.
Hal ini disampaikan Ketua GPI Maluku Nadjar Abd. Lohy, kepada wartawan media ini di Ambon, Senin (06/03).
Dikatakan, berdasar pengamatan pihaknya, kental akan kepentingan politik itu karena media lebih banyak bicara soal personal Alham selaku ketua Asosasi Pasar Mardika.
“Kalau dicermati, selama ini media lebih pada sosok. Sementara yang terjadi itu berdasar kerja-kerja organisasi,” akui dia.
Menurut referensi yang dia temui, Asosasi Pedagang memberikan kewenangan penuh kepada paguyuban untuk mengkoordinir nasib PKL tersebut.
Koordinir tersebut dalam artian mencari solusi pasca dibangun dibongkar lapak milik PKL di Mardika.
“Bahkan soal harga yang kami ketahui, itu rembukan oleh ratusan pedagang dalam rapat APMA bulan lalu,” akui Lohy.
Lohy kepada wartawan mengaku, media mem-framing personal Alham selayaknya penjahat kelas kakap di Mardika. Padahal aslinya, merupakan tokoh yang punya andil besar memberikan solusi-solusi terhadap masalah pedagang selama ini.
“Serang menyerang personal ini yang tidak elok. Dan begitu mudahnya media menerima dan menjadikannya berita untuk dikonsumsi publik. Keparahan ini sudah sangat luar biasa,” akui dia.
Pihaknya meminta, peran media dan kemampuan mendistribusikan informasi secara masif dan akurat sangat penting di dalam mencerdaskan masyarakat Maluku. Termasuk dalam mendiseminasikan informasi mengenai nasib PKL Mardika tersebut.
“Kita semua tentu mengharapkan media selain sebagai corong informasi, hiburan juga mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Bukan agitasi yang dapat memperkeruh suasana,” pungkas dia.*** NUS