KABARTERKINI.NEWS – Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) merupakan organisasi profesi dan masyarakat ilmiah yang bergerak di bidang oseanologi. Organisasi yang sudah berusia 46 tahun ini didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1973.
Direktur Pasca Sarjana Universitas Pattimura Ambon, Prof. Dr. Alex. S.W.Retraubun, M.Sc ko pi. mengatakan orang ini dibentuk untuk menghimpun para sarjana kelautan Indonesia yang ketika itu masih sangat terbatas jumlah dan kiprahnya.
Pembentukan organisasi ini juga didasari oleh suatu keinginan untuk membangun bangsa lewat keahlian yang dimiliki oleh sarjana-sarjana kelautan Indonesia.
Hal ini sejalan dengan tujuan organisasi yang termaktub dalam anggaran dasarnya, antara lain memberi saran kepada pemerintah atau lembaga yang berkepentingan dengan program penelitian dan kegiatan kelautan Indonesia.
“Sejak didirikan pada tahun 1973, ISOI rutin menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan (PIT) yang memaparkan dan membahas hasil penelitian dan kajian ilmiah di bidang kelautan dan perikanan; memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat di bidang kelautan dan perikanan; membahas pelaksanaan dan implikasi sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah; serta tentang kegiatan keorganisasian ISOI. Setiap tahun, PIT ISOI diisi dengan berbagai kegiatan berupa pertemuan, seminar dan karya bakti di bidang kelautan,” kata Alex.
Alex menjelaskan pada tahun 2019 ini, digelar PIT ISOI yang ke XVI. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Santika Premier, Ambon berlangsung selama 3 (tiga) hari yaitu pada 7-9 November 2019. Tema yang diusung sesuai dengan tuntutan pembangunan kelautan Indonesia saat ini yaitu “Iptek untuk Pengembangan Industri Maritim Indonesia”.
Pertemuan tahunan diarahkan untuk mendorong ISOI bergerak tidak hanya di hulu tetapi ke arah hilir yaitu (industri) khususnya di bidang kemaritiman.
“Kegiatan ini diselenggarakan oleh ISOI Pusat dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerjasama dengan MTCRC (Marine Technology Cooperation Research Center) Indonesia-Korea dan KONGSBERG, didukung oleh Komisariat Daerah (KOMDA) ISOI Ambon, Pusat Penelitian Laut Dalam-LIPI Ambon, Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT), Universitas Pattimura, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku serta PT. Jaya Ancol dan PT. Yasmin Jaya Sentosa,” Jelas Alex.
Peserta PIT ISOI XVI berasal dari seluruh Indonesia terdiri dari peneliti, perekayasa, akademisi, praktisi dan ilmuwan bidang keilmuan oseanologi serta mahasiswa berbagai perguruan tinggi. Jumlah peserta yang hadir mencapai 200 orang dan makalah yang dipresentasikan 115 makalah ilmiah. Pada Kamis malam 07 November diadakan gala dinner bagi semua peserta pertemuan.
Pelantikan Pengurus baru ISOI Komisariat Daerah (KOMDA) Ambon merupakan organisasi ISOI di daerah Provinsi Maluku, masa bakti 2019-2022 dengan Ketua Prof. Dr. Alex Retraubun (Universitas Pattimura) dilaksanakan pada tanggal 08 November 2019.
PIT ISOI XVI 2019 ini dirancang seperti tahun sebelumnya yaitu sebagai pertemuan semi internasional untuk mendiseminasi hasil-hasil penelitian dari Indonesia maupun luar negeri yang dianggap relevan dengan isu lingkungan, kelautan, perikanan Indonesia, dan industri maritim.
Beberapa isu internasional saat ini yang menjadi sorotan luas, yaitu kesehatan lingkungan laut dan isu nasional berupa pembangunan kemaritiman Indonesia sebagai implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) maritim, seperti wisata bahari, marine debris, ketahanan pangan, perubahan iklim, teknologi kelautan, deteksi dini bencana kelautan, energi dan lain-lain.
Bertindak sebagai keynote speaker Prof. Dr. Rokhmin Dahuri (Ketua ISOI periode 2002-2005 dan 2005-2008). Plenary Session membahas beberapa topik penting isu nasional maupun internasional disampaikan oleh Prof. Dr. Zainal Arifin (LIPI) dan Dr. Chang Ik Zhang (Prof. Emeritus Pukyong National University, Korea) serta Dr. Martin Gutowski (PT. Kongsberg Maritime) mewakili industri maritim.
Menurut Ketua Panitia, Bambang Herunadi, beberapa topik bahasan pada Sesi Paralel terdiri dari: 1). Hidro-Oseanografi; Penginderaan Jauh; dan Iklim Maritim; 2). Perikanan Tangkap; dan Budidaya perikanan; 3). Bioteknologi; Biodiversitas; Ekologi Laut; dan Pencemaran Perairan; 4). Instrumentasi Observasi; Geologi/Geofisika; Sumberdaya Mineral dan Energi; dan Kebencanaan; dan 5).Tata kelola Wilayah Pesisir dan Laut; Kebijakan Kelautan; dan Sosial Ekonomi Perikanan; serta 6). Ocean Renewable Energy (energi laut terbarukan).
Special Program yang digelar pada hari ke-2 (Jumat, 08 November 2019) bekerjasama dengan Republik Korea yang menampilkan pakar Indonesia-Korea membahas International Cooperation Present and Future on Marine Science and Technology serta Experince of Indonesian dengan topik antara lain marine environment and marine observation).
Dalam rangkaian PIT ISOI XVI ini diadakan “Gerakan Indonesia Bersih untuk Penanganan Sampah Laut” di pantai Ambon dilakukan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Provinsi Maluku dan Kota Ambon) melibatkan Dinas Lingkungan Hidup, Kodam XVI Pattimura, Komunitas Green Maluccas.
Acara ini dipimpin oleh Ketua Umum ISOI dan dihadiri oleh Walikota Ambon. Lokasi bersih-berish pantai (beach clean-up) diadakan di PLTD Poka Ambon. Di lokasi ini selain bersih-bersih pantai dari sampah laut termasuk sampah plastik, juga dilakukan penanaman mangrove untuk menjadi lingkungan pantai tetap lestari. Sampah yang terkumpul kemudian ditimbang dan diangkut ke lokasi pembuangan akhir (TPA). Semua aktivitas dilakukan tanpa menggunakan produk plastik.
Sebagai kepedulian ISOI terhadap masyarakat Provinsi Maluku, setelah acara bersih pantai dilakukan penyerahan bantuan korban gempa di beberapa lokasi terdampak sekitar Kota Ambon.
Sebelumnya, pada hari Senin-Selasa (4-5 November) di Banda Neira dilakukan penyerahan bantuan berupa peta-peta, buku-buku paket terkait kemaritiman dan peralatan tulis untuk 25 sekolah (SD, SMP, SMA dan Madrasah Sanawiyah), yaitu di Pulau Banda Neira; Pulau Run; Pulau Pisang/Pulau Syahrir dan Pulau Hatta.
Sebagai organisasi profesi yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan, ISOI seyogyanya memberikan masukan kepada pemerintah mengenai peran bidang kelautan dan perikanan dalam pembangunan Indonesia berkelanjutan. ISOI juga diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah akan pentingnya menjaga keseimbangan pemanfaatan sumber daya alam, hayati dan non hayati, dengan kesehatan lingkungan laut untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Masukan dari ISOI yang berdasarkan kajian dan hasil penelitian yang teruji menjadi sangat penting dalam rangka implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) maritim di Indonesia.
Hasil-hasil Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan (PIT) Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) yang ke XVI ini akan disusun menjadi suatu Rumusan Hasil yang penyusunannya diketuai oleh Dr. Nani Hendiarti, M.Sc. dengan tim yang terdiri dari para pakar bidang oseanologi mewakili berbagai keahlian dan wilayah kerja.
Hasil rumusan akan disampaikan ke Pemerintah Pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan Pemerintah Daerah.*** RISKA