KABARTERKINI.NEWS– Masa Organisasi Kemahasiswaan yang tergabung dalam Kelompok Cipayung yakni GMKI, HMI, GMNI, serta Mahasiswa Aru di Dobo mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Kepulauan Aru Selasa (27/08) Pagi.
Mereka menyampaikan aspirasi terhadap nasib mama mama yang berjualan di emperan toko dan juga badan badan jalan di pasar jargaria itu. Puluhan Mahasiswa dan Pemuda tidak sendiri akan tetapi sebagian mama mama di pasar juga turut bagian dalam aksi demo tersebut.
Titik kumpul demo di depan kantor pasar Jargaria, Akan tetapi karena kepala Pasar Max Labok sudah menunggu di Gedung DPRD Aru maka para Pendemo menuju gedung DPRD kurang lebih 20 menit.
Dengan memakai 2 truk besar dan kendaraan bermotor para aktivis dan mama mama ini di kawal ketat oleh Polisi berpakaian lengkap.
Setelah sampai di DPRD para aktivis ini mulai melakukan orasi secara bergantian.
Adapun tuntuan yang di sampaikan adalah penertiban penjualan di areal pasar Jargaria , Penyediaan tempat bagi pedagang lokal / jembatan, meminta DPRD untuk pengawasan terhadap kepala UPTD Pasar Jargaria dan kalau tidak mencopot jabatan kepala pasar jargaria.
Para pendemo yang terdiri dari pimpinan OKP ini di antaranya Kekom HMI LUTFI KARIT, Ketua GMNI SENEN GOULAP ,Ketua GMKI : ROBERT TILDJUIR Ketua PERMARU : Johan Djamanmona. Seusai aksi, para aktivis dan mama mama di pasar kemudian bertemu dengan Anggota DPRD Aru di antaranya Wakil Ketua DPRD Ivony Ingkeatubun, Anggota DPRD Semi Refialy, Usman Labou, Ai Nomay, Hery Laelaem dan lainnya.
Juga hadir Kepala Pasar Bapak Labok. Dalam diskusi panjang DPRD berjanji akan menindak lanjuti permintaan mama mama di pasar dengan harapan mereka bisa di akomodir untuk mendapatkan tempat berjualan yang layak dan sesuai dengan harapan mereka agar dapat memenuhi kesejahteraan para pedagang pasar ini.
Namun di sisi lain Kepala UPTD Pasar Jargaria Max Labok kepada media ini mengatakan Pendapatan Para Pedagang dari tahun ke tahun membaik bahkan mengalami peningkatan namun hanya saja untuk penataan yang masih perlu di benahi.
Masih kata Labok, para pedagang kadang tidak menghindakan teguran petugas jika berjualan sembarangan tempat. Jika tegur atau tertib bale lagi mereka para pedagang sudah kembali berjualan.
“Pendapatan tiap tahun cukup bagus cuma soal penataan dan tempat berjualan saja yang masih terus di benahi,” tegas Labok.
“Pemerintah tidak mungkin mengusir para pedagang musiman ataupun asongan yang ada di badan jalan tetapi hanya menegur. Semua pedagang cari hidup atau cari uang sehingga kami tidak mungkin usir mereka, kami hanya menegur mereka untuk berjualan jangan makan badan jalan,” pungkas Labok.**** Dedi