KABARTERKINI.NEWS– RIBUAN masyarakat Negeri Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB, mempertanyakan peran serta fungsi BPBD dan Dinas Sosial SBB, dalam menangani para pengungsi yang sudah empat hari menginap di hutan akibat Gempa bumi 29 September 2019.
Ribuan warga yang sudah empat hari berada di hutan dan dataran tinggi tersebut mengaku, Pemerintah Daerah SBB, dalam hal ini BPBD dan dinas Sosial hingga kini belum menampakan diri dalam upaya memberikan bantuan kepada ribuan orang pengungsi warga Latu.
“Hari ini merupakan ke empat kami berada di hutan. Kami memaklumi kalau pada hari pertama bantuan dari pemerintah tidak datang, tapi kalau sudah empat hari belum juga ada apa-apa dari pemerintah, berarti harus dipertanyakan. BPBD dan Dinsos kerjanya apa? ” papar Aiman Patty saat ditempat pengungsi, Minggu (29/9).
Dikatakannya, di hari ke empat warga meninggalkan pemukiman dan bermukim didataran tinggi, banyak kondisi kesehatan masyarakat sudah mulai menurun. Sementara untuk persediaan obat-obatan yang dimiliki oleh warga sudah habis.
“Kalau tidak bisa memberikan tenda, Pemerintah dalam hal ini Dinsos dan BPBD upayakan untuk membantu warga dalam segi penyediaan obat-obatan atau kelambu untuk para balita yang menginap di hutan. Ini tidak, mereka seperti lepas tangan, ” tegasnya.
Menurutnya, lebih dari 5000 warga Latu yang memilih hutan untuk bermukim akibat trauma gempa bumi, harus mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten setempat. “Pemerintah jangan lari dari kenyataan, ” singkatnya.
Dia menilai, Pemerintah Kabupaten SBB sangat lambat dalam mengatasi persoalan bencana. Tidak hanya itu, lanjutnya, Pemerintah SBB dinilai kurang tanggap dalam mengatasi persoalan warganya yang berada di lokasi pengungsian.
Mereka (Pemda SBB), kalau melakukan sesuatu yang bertujuan untuk seremonial maka akan dilakukan secepatnya. Tapi kalau persoalan keselamatan umat, mereka seperti pura pura tuli, dan pura pura buta dengan kenyataan yang terjadi, ” tutupnya.*** Enal