KABARTERKINI.NEWS– Ada sebagian masyarakat Indonesia yang sudah tahu apa yang dimaksud dengan tradisi malam tujuh likur, sementara sebagian yang lain masih asing tentangnya. Namun kalau di Indonesia Timur tepatnya di Maluku,
Sejak lama, malam tujuh likur telah menjadi tradisi masyarakat negeri negeri adat.
Di desa/ negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat malam (31/05), seluruh lapisan masyarakat melakukan pawai obor memperingati malam Nuzulul Qur’an atau malam tujuh likur tersebut.
Kerlap kerlip cahaya kuning memerah dari ratusan obor yang dibawakan orang dewas, remaja hingga anak anak menerangi setiap sudut desa tempat benteng trustede berdiri kokoh.
Obor oleh masyarakat setempat biasanya dinyalakan usai Ibadah Shalat Magrib dan baru dipadamkan saat fajar tiba.
Selanjutnya pawai obor dilakukan usai sholat Magrib dan kemudian setelah tarawaih berjamaah di masdjid baru dilanjutkan.
Di negeri yang juga berdiri kokoh masjid tertua di Maluku, (masjid uwapaue) itu, sukacita ramdhan jelang idul fitri begitu mengental. Hal ini terpencar dari sumringahnya wajah-wajah masyarakat desa Hila terutama anak anak.
Peringatan malam tujuh likur di negeri Hila ini diramaikan oleh anak-anak dan remaja setempat yang berjalan keliling kampung membawa obor sambil bertakbir dan bertahmid.
Desa Hila sendiri merupakan salah satu dari 12 desa yang mayoritas penduduknya beragama Muslim di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Peringatan malam tujuh likur ini merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan sejak dahulu kala dan turun temurun yang masih dijaga keasliannya hingga sekarang.*** Qm