KABARTERKINI.NEWS– Pasca gempa 26 September pekan lalu menimbulkan rasa trauma hingga mengharuskan siswa- siswi harus menjalani proses belajar di lokasi pengungsian. Perihal itu, sekolah darurat menjadi alternatif khusus untuk civitas Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Kairatu kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Proses belajar mengajar seperti ini (darurat) diakui tak nyaman oleh Kepala sekolah SD Negri 3 kairatu Kadin Maasily.
Kepada wartawan media ini di Sekolah Darurat, Maasily mengatakan pihaknya akan menunggu beberapa waktu ke depan kalau kondisinya sudah kondusif maka sekolah yang di nakodahinya akan kembali ke sekolah asal untuk melakukan proses belajar mengajar seperti awalnya.
“Jadi tergantung kondisi beberapa hari ke depan kalau kondisi sudah aman berarti katong akan kembali untuk belajar di katong pung gedung sekolah semula,” katanya.
Dia juga mengaku, kalau dirinya pernah berkordinasi dengan beberapa orang tua murid untuk meminta pertimbangan namun orang tua belum bersedia untuk anaknya kembali ke sekolah asal dan memilih tetap di lokasi pengunsian.
“Saya pernah kordinasi meminta pertimbangan dari orang tua murid tapi orang tua belum bersedia maka katong masih tetap bertahan,” akuianya.
Ia menuturkan, selama dalam proses belajar mengajar di tenda para siswa tidak mengeluh. Umumnya para siswa-siswi merasa biasa-biasa saja. Bawaanya “happy” dalam aktivitas di tenda darurat.
“Para dewan guru tetap hadir seperti biasa dan prosesnya tepat waktu sampai jam pulang,” akuinya.
Maasily berharap dengan kondisi seperti ini para dewan guru harus pro aktif dalam melakukan proses belajar mengajar seperti semula agar peserta didik kita tidak ketinggalan pelajaran sesui kurikulum.*** FIT