KABARTERKINI.NEWS– Alvin Armando Wael, anak adat dari petuanan Kaiely akhirnya angkat bicara menyikapi pernyataan rasis Irwan Latbual yang telah mengatasnamakan dirinya sebagai “RAJA BURU”.
Alfin melalui rilisan komentarnya menjelaskan bahwa peryataan Irwan Latbual adalah pernyataan yang dibuat secara pribadi oleh dirinya, sehingga ini memicu kecaman dari pihak adat pulau buru.
Alvin juga menjelaskan, Irwan Latbual bukanlah Siapa siapa di pulau buru. Selain itu Alvin juga mengklaim bahwa Irwan Latbual juga telah memanfaatkan kunjungan Komisi V DPR RI ke Pulau Buru beberapa waktu lalu untuk kepentingan pribadinya.
Irwan sengaja datang ke pulau Buru sehari sebelum kedatangan komisi V DPR RI.
Irwan berencana menyambut komisi V serta melibatkan diri dalam agenda kunjungan tersebut agar terkesan pemerintah telah menerima atau mengakui tentang penobatan dirinya sebagai raja di pulau Buru.
Alvin keras menyatakan tindakan Irwan Latbuat sama halnya dengan PEMBOHONGAN publik. Kenapa? Karena seseorang yang dalam perkataanya sama sekali tidak ada unsur kebenaran. Mengaku-ngaku Sebagai Raja Buru.
“Kita sebagai masyarakat Buru tau benar bahwa Pulau Buru ini luas. Terdiri dari 7 Regentchap atau Petuanan masing masing Petuanan di pimpin seorang raja jadi ada 7 Raja yang memimpin sekaligus menjaga pranata adat di Pulau Buru dan punya pusat pemerintahan juga. Lalu tiba tiba ada yang ngaku sebagai Raja Buru, ini kan lucu,” tandas Alvin.
Sebelumnya Irwan latbual di sangka-sangka datang bersamaan dengan komisi V DPR RI, sehinga warga adat pun sempat heboh dan tidak Terima. Bahkan Raja Petuanan Kaiely Fandi Ashari Wael turut menenangkan masyarakat adat di dataran Waeapo (Wabsalit) akibat informasi Irwan Latbual yang mengaku ngaku itu. Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Alvin, Alvin menjelaskan bahwa Irwan telah lebih dulu datang sebelum kedatangan Komisi V DPR RI.
“Sebenarnya tak elok kita sesama anak adat saling menjatuhkan, namun jika persoalanya sudah menyangkut simbol pranata adat maka, memang harus di koreksi dan wajib menyampaikan kondisi yang sebenarnya Sebagai bentuk pertanggungjawan kita sebagai anak adat,” paparnya.
Lebih lanjut Alvin menjelaskan, tindakan Irwan Latbual mengklaim dirinya sebagai Raja Buru bukan baru sekali ini . Dulu juga pernah melakukan hal yang sama dengan datang ke Buru dan dan mengaku ngaku alias mengklaim dirinya sebagai Raja Pulau Buru. Karena aksi rasisnya itu, Irwan dinilai telah mencemarkan nama adat hingga mendapatkan teguran keras Raja Petuanan Kaiely Pada saat itu yakni Almrhm Raja M. Fuad Wael.
Fenomena Raja Buru
Munculnya fenomena baru di pulau Buru ini sontak membuat geram sebagian besar Raja dan tokoh 7 petuanan yang ada di pulau Buru.
Sejumlah tokoh adat di dataran tinggi Petuanan Kayeli, Kabupaten Buru pun akhirnya menggelar rapat di Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongguba, mereka menyatakan sikap menolak kedatangan Irwannur Latbual yang mengkalim dirinya sebagai Raja Buru.
Mereka menolak Irwanur Latbual yang rencananya akan berkunjung dengan raja– raja, Sultan se- Nusantara serta Dewan Adat Nasional (DAN) dalam rangka peninjauan infrastruktur dan transportasi di Kabupaten Buru terutama di lokasi Bendungan Waeapu.
“Selama ini belum ada pengukuhan ataupun pengangkatan secara adat di Pulau Buru,” tegasnya.
Alvin menyebutkan , dari hasil rapat yang digelar seluruh tokoh adat telah sepakat merencanakan pemasangan sasi (larangan adat) di jalan masuk lokasi Bendungan Waeapu.
Menurut Alvin, sikap para tokoh adat dan raja ini diambil setelah digelar rapat pada Rabu 4 September 2019 lalu di rumah Ali Wael (Kapsodin) Desa Wapsalit.
Rapat itu dihadiri Sejumlah tokoh adat diantaranya, Kepala Soa Modan Mohe Dataran Tinggi Petuanan Kayeli, Haris Latbual, Kepala Soa Kotbessy, dataran tinggi Petuanan Kayeli, Mansuhar Wael, Tokoh pemuda adat dataran tinggi Petuanan Kayeli, Edi Wael, tokoh pemuda adat dataran Tinggi Petuanan Kayeli, Fendy Wael, tokoh adat dataran tinggi Petuanan Kayeli, Manapsalit Latbual, tokoh adat dataran tinggi Petuanan Kayeli, Wehe Wael dan Anggota DPR.*** Edhelweis