KABARTERKINI.NEWS– Deputi Bidang Infrastruktur dan Bisnis, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kementerian BUMN RI, Hambra Samal meninjau sejumlah gedung sekolah yang menjadi korban akibat konflik sosial beberapa bulan lalu di wilayah Hualoy, Lattu dan Tomalehu, kecamatan Amalatu kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Sabtu (15/06).
Kehadiran Deputi BUMN dalam misi kemanusiaan tersebut tidak sendiri, melainkan memboyong Dirut PT. Semen Tonasa Indonesia dan Yayasan BUMN 1 Untuk Negeri dalam rombongan.
Turut mendampingi rombongan tersebut, ketiga kepala pemerintahan negeri, (Hualoy, Lattu, Tomalehu) dan Turaya Samal ketua yayasan Insan cerdas sejaterah yang juga anggota DPRD Provinsi Maluku.
Dalam kunjungan tersebut, Hambra Samal menyatakan, pihaknya akan segera membangun Gedung Sekolah Sekolah Dasar yang mengalami rusak total, namun akan disesuaikan dengan rencana pembangunan dari Pemda kabupaten Seram Bagian Barat. Penyesuaian tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih pembangunan di wilayah tersebut.
“Prioritas pembangunan adalah terhadap bangunan yang mengalami rusak ringan dan berat dan akan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah,” singkat Samal.
Selain itu, lanjut Samal, sesuai harapan dan keinginan terbesar masyarakat setempat BUMN membantu pembangunan gedung sekolah baik gedung Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari SD 1,2 dan 3 Hualoy maupun membantu kebutuhan renovasi gedung SMP Negeri 13 Kairatu yang juga berlokasi diwilayah tersebut.
“BUMN akan segera merumuskan pola Bantuan, apakah ditangani BUMN atau melalui Yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri untuk dapat menindaklanjuti kebutuhan-kebutuhan dimaksud. Pada kunjungan tersebut, Kementerian BUMN dan BUMN juga memberikan tali asih kepada korban meninggal dan korban rumah terbakar,” akui Samal
Dirincikan, selain meninjau puing-puing gedung Sekolah, Deputi bersama rombongan melaksanakan tatap muka bersama masyarakat negeri Lattu. Sebelumnya, rombongan yang dipimpin putra terbaik Huamual itu mengunjungi Masjid Raya Negeri Lattu.
“Kementerian BUMN dan BUMN juga akan memberikan bantuan kepada Desa Latu berupa bantuan untuk pembangunan kolam renang SMA dan Qubah Masjid,” ungkap Samal.
Misi kemanusiaan Deputi BUMN itu terselip didalamnya misi perdamaian, melepas belenggu kecurigaan antar sesama warga. Silaturahmi dan tatap muka dengan masyarakat Lattu, Tomalehu dan Hualoy dibanjiri pesan cinta dan kasih. Tak lupa, rombongan memberikan tali asih kepada keluarga korban konflik sosial dan memberikan santunan.
Pantuan media ini, Deputi dan rombongan tiba pukul 12: 15 WIT dan menyempatkan diri sholat berjamah di Mesjid zainal Abidin Negeri Hualoy.
Apresiasi Masyarakat
Perihal kunjungan dan rentetan agenda rombongan Deputi BUMN itu mematik simpati dan apresiasi tak terhingga dari masyarakat.
Raja Negeri Hualoy, Hasim Tubaka, SH mengaku bahagia dan bangga atas kunjungan tersebut.
Terlebih, BUMN akan membantu membangun serta memperbaiki 4 gedung sekolah yang telah rusak akibat kekhilafan masyarakat.
“Tentu kami berterimaksih kepada Bapak Hambra dan rombongan. Kehadiran rombongan hari ini memberikan semangat tersendiri. Ini akan menjadi catatan penting bagi kami semua. Terlebih juga telah membantu korban masyarakat yang rumahnya terbakar,” ungkapnya
Tubaka berharap, secepatnya rencana pembangunan gedung sekolah itu dilakukan demi pendidikan anak-anak.
Sekolah Rusak, Balai Desa dan Pantai Jadi Sekolah
Sudah empat bulan ini, tiga bangunan pendidikan di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), tidak diperhatikan oleh Pemerintah Daerah.
Pasalnya bangunan pendidikan milik pemerintah itu, juga ikut terbakar pada konflik antar Desa Hualoy dan Desa Latu pada tanggal 20 Februari 2019 lalu. Tiga bangunan itu adalah SD Negeri 1 di Desa Hualoy, SD Negeri 2 Hualoy dan SMP Negeri 11 Kairatu di Desa Tumalehu.
Selain bangunan Sekolah, dua unit rumah guru juga ikut terbakar akibat konflik tersebut. Nasib siswa-siswi di wilayah tersebut diujung tanduk. Apalagi sudah mau menghadapi Ujian Nasiona dan Ujian Sekolah.
Mengingat hal tersebut, warga dan komite sekolah membuat sekolah sementara di Balai Desa Hualoy yang dipetakkan dengan tripleks.
Demi keberlangsungan pendidikan di negeri Hualoy dan Tomalehu, sesekali pantai pun menjadi sekolah terbuka untuk mereka.
Hal ini karena gedung balai desa, sebagai sekolah sementara untuk menampung puluhan siswa dari SD Negeri 1 Hualoy dan juga SD Negeri 2 Tomalehu terkadang juga tak efektif karena sesak dan mengganggu kenyamanan belajar anak didik.*** RUL