KABARTERKINI.NEWS- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku memberi pembekalan terhadap tenaga pendidik dalam rangka melakukan penyusunan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardikdas), Kamis (21/3).
Dalam pembekalan itu, sebanyak 22 guru dilibatkan oleh penyelenggara Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) di Hotel Golden Palace Ambon.
Kegiatan Penyusunan Soal USBN Program Wajardikdas Pondok Pesantren tingkat Ula (SD) dan Wustha (SMP) ini dilatarbelakangi oleh hasil pemantauan ujian yang menunjukkan tingginya kesenjangan antara Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN).
Kondisi tersebut disebabkan kemampuan guru-guru saat menyusun soal masih sangat bervariasi, ujar Maryam, ketua panitia kegiatan tersebut sebagaimana dirilis resmi Humas Kementerian Agama Provinsi Maluku.
Dikatakan, salah satu wujud kongkrit menyikapi hal itu, Bidang Pakis Kanwil Kemenag Provinsi Maluku memandang penting upaya peningkatan kualitas pendidikan di Maluku. Naskah soal yang nantinya akan disusun diharapkan memiliki kesamaan karakteristik dengan Ujian Nasional.
“Sehingga hasil yang dicapai peserta didik saat mengikuti USBN tidak berbeda jauh dengan Ujian Nasioal,” ungkap Maryam.
Kegiatan yang digelar sehari ini dijelaskan Maryam, bertujuan meningkatkan pemahaman guru tentang karakteristik soal USBN tahun pelajaran 2018/2019, memupuk kemampuan serta keterampilan tenaga pendidik dalam merumuskan indikator soal, sekaligus mengembangkan kompetensi guru dalam menyusun dan merakit butir soal sesuai kaidah penulisan.
Sementara Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Maluku, Fesal Musaad, S.Pd, M.Pd yang diwakili Kepala Bidang Pakis, La Fatah S. Ag sebelum membuka kegiatan tersebut mengatakan, saat ini memang masih terdapat beberapa lembaga pesantren yang belum mendapatkan akses formal pendidikan nasional. “Maka, Wajardikdas merupakan program suatu program bertujuan mewujudkan akses formal setara dengan pendidikan pada umumnya,” terang Kakanwil dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabid Pakis.
Kakanwil menilai, kegiatan ini penting dilaksanakan, karena diharapkan adanya kesamaan persepsi dan tujuan bagi para guru/ustadz/ah dalam menyusun soal USBN di tingkat Ula maupun Wustha.
Terkait sarana prasarana, mutu pengajar, keterbatasan anggaran dan tenaga guru, Kakanwil mengakui, memang masih menjadi persoalan lambaga pendidikan pondok pesantren saat ini.
Namun, bukan berarti membuat para guru menjadi pesimis untuk berkarya dan mengabdikan ilmu yang di dapat demi kelangsungan pendidikan generasi bangsa melalui lembaga pondok pesantren.
Kakanwil mengajak para guru terus berpacu menumbuhkan kreatifitas dan inovasi, meningkatkan kualitas SDM, memantapkan kemampuan sekaligus keterampilan dalam perakitan soal-soal USBN, serta pondok pesantren terus berjuang meraih akses formal.
“Ikut kegiatan ini dengan penuh perhatian, sehingga hasil darinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan seluruh program,” imbuh Kakanwil.
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok menjadi hari dimana kita mendulang keberhasilan yang kita perjuangkan selama ini,” tandasnya mengakhiri.*** Inmas-ZAM/TIM