KABARTERKINI.NEWS– Masyarakat Negeri wakal kecamatan Leihitu kabupaten Maluk Tengah (Malteng) belum tersentuh bantuan pemerintah. Baik pemerintah provinsi Maluku maupun pemerintah Kabupaten setempat, Minggu (29/09).
Di negeri tersebut, ribuan warga sudah mengendap di camp pengungsian sejak gempa bermagnitudo 6.8 SR mengguncang Pulau Ambon, SBB dan Maluku Tengah (Malteng).
Mereka memilih mengungsi akibat takut adanya gempa lanjutan dan gelombang tsunami.
Warga sudah 4 Hari ini menempati bukit-bukit yang ada di daerah Wakal. Mereka hanya menggunakan fasilitas seadanya untuk membangun tenda sebagai tempat hunian sementara.
Saat ini, warga memilih tetap berada di atas bukit dalam waktu yang tidak jelas, karena isu tentang adanya tsunami dan gempa susulan masih dengan kencang berhembus.
Pantau media ini di Wakal, masyarakat mengaku belum tersentuh bantuan dari pemerintah maupun organisasi lainnya.
Beberapa tenda yang sudah dipasang secara baik untuk warga, hanya dapat ditempati oleh anak-anak dan orang tua. Sementara masyarakat umumnya masih menempati tenda-tenda darurat yang dibuat oleh mereka dengan fasilitas terbatas dan seadanya.
Untuk diketahui, data yang berahsil dihimpun untuk penduduk wakal sebanyak 3.800 kepal keluarga. Sementara lansia diapstikan sebanyak 429 orang dan balita 979 orang.
Suneth Sajali, Warga Wakal mengaku, mereka telah melakukan pendataan terhadap warga masyarakat Wakal yang saat ini berada di daerah pebukitan.
Menurut dia, masyarakat Wakal sebagian besarnya saat ini memilih kawasan pebukitan untuk tinggal. Warga menjauhi lautan karena adanya informasi tentang gelombang tsunami.
“Sejumlah tenda dipasang oleh warga dengan peralatan seadanya. Ada yang menggunakan terpal, bekasan bahan spanduk dan baliho, bahkan hanya menggunakan kain untuk dijadikan tenda. Masyarakat rata-rata sudah mengungsi ke gunung. Beberapa gunung yang ada di Wakal sudah dipenuhi warga,” akui dia.
Dia mengaku, untuk warga Wakal saat ini, masyarakat membutuhkan tenda, terpal, selimut untuk lansia, pembalut, beras, makanan instan seperi indomi, telur, selimut bayi, pengalas lantai, hingga kelambu untuk balita, berupa pempres, susu bayi, maupun obat-obatan.
“Masyarakat sebagian yang kondisi kesehatannya tidak stabil sejak terjadi gempa, mulai mengalami kesakitan dan perlu mendapatkan perawatan,” pungkasnya.*** RUL