KABARTERKINI.NEWS– MAKIN menggeliat aktifitas penambangan di lokasi PETI gunung nona. Di wilayah tersebut telah diisi kurang lebih 1000 penambang.
Lokasi tambang yang bukan hanya terdapat emas, tapi juga merupakan kawasan penuh dengan sumber panas dan gas bumi jadi salah satu lokasi berbahaya disekitar Desa Metar dan Wapsalit, Kecamatan Lolongguba, Kabupaten Buru.
Menanggapi pertanyaan dari awak media terkait hal ini, kapolres Buru AKBP. Ricky Purnama Kertapati merasa terkejut. Dirinya mengaku akan memastikan kebenaran informasi yang dilontarkan oleh awak media.
“Akan kita tindak lanjuti untuk langkah penertiban skala besar tentunya akan kita komunikasikan dan koordinasikan dengan satuan atas dan instansi terkait,” ungkap kapolres Buru. AKBP. Ricky purnama Kertapati, Rabu, (04/09).
Lokasi tambang Gunung Nona dilaporkan rawan bencana.
Beberapa insiden dan kasus kriminal juga banyak terjadi di lokasi Ini
Berdasarkan informasi yang diperoleh awak media.
Dalam sebulan terakhir, kabarnya ada penambang asal Sukoharjo bernama Sugi yang hilang di lokasi tambang Gunung Nona (GN).
Setelah dua hari pencarian, korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan tertimbun tanah.
Korban yang tidak memiliki sanak saudara ini akhirnya di kuburkan secara diam diam di desa sekitar lokasi tambang. Kasus ini lalu hilang tak berkabar.
Yang terbaru tanggal 28 Agustus lalu terjadi kegaduhan yang cukup menegangkan.
Sekelompok masyarakat dari Desa Waengapan dari soa Latbual mengamuk dan membabi buta di lokasi tambang.
Mereka mencari warga dari Desa Wambasalahin. Insiden ini juga luput dari publik ataupun pihak kepolisian.
Beberapa pemodal dikabarkan ada dibalik aktifnya GN.
“Pastilah Ada pemodal , kalau tidak mana ada aktifitas di GN , lancar. Bahkan jumlah penambang capai ribuan orang ,”ungkap seorang sumber, (nama disamarkan).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya, lokasi tambang GN menyimpan berbagai bahan kimia berbahaya.
Bahkan Mercuri digunakan untuk mengolah dan memurnikan emas dengan sangat bebas.
Lebih parahnya, limbah yang dihasilkan dibuang begitu saja ke sungai waehedan dan masuk ke bendungan yang mengaliri sawah warga di sekitaran Waeapo.
“Dikhawatirkan air yg mengairi sawah terkontaminasi Mercury sehingga berpengaruh pada tanaman padi maupun palawija para petani yang menggunakan air dari saluran irigasi tersebut,” jelas narsumber yang namanya ditulis.
Narasumber juga menjelaskan. Selain penambangan manual sperti kodok-kodok dan sistim karpet.
Berdasar penelusuran tim media ini di lokasi ini juga ditemukan 10 unit domping, 30 unit tembak larut.
“Pengolahan emas metode tromol yang menggunakan MERCURY/AIR RAKSA di lokasi tambang emas gunung nona ada lebih dari 50 unit tromol,” Narasumber,
Zat Kimia Mercury Ancam 4 Kecamatan
MERCURY/AIR RAKSA adalah bahan Kimia berbahaya dikategorikan B3 yang dilarang karena berbahaya bagi Manusia dan Lingkungan.
Tambang emas iligal Gunung Nona terletak di daerah yang memiliki belerang dan rembesan air panas yang keluar terus menerus dari perut bumi yang sangat berbahaya bagi para penambang Ilegal.
Sebuah Ledakan besar bahkan pernah terjadi diakibatkan semburan gas belerang dilokasi tempat galian, peristiwa itu menimbun Korban Meninggal dunia tiga orang. Sedangkan puluhan penambang lain ikut menderita luka bakar.
Setidaknya. Masih Ada empat lokasi penambangan ilegal yg perlu mendapat perhatian aparat, Gunung Nona, Kecamatan Lolongguba. Tambang Garang Desa Wamlana, tambang Waedanda dan tambang Miskoko Silewa yang berada di kecamatan Fenaleisela.*** Edhweis