“Ketika Bapak Ibu pada saatnya nanti tidak memilih saya, maka mohon doakan saya karena doa dari bapak ibu sekalian bisa merubah takdir saya”
Kabarterkini.news-Slogan bukan sekedar deretan kata-kata. Dari sejarah kita belajar, slogan punya daya magis politik yang luar biasa. Bukan hanya menggugah, menarik, tetapi juga menggerakkan.
Seperti slogan “Bread and Roses”, yang popular di tahun 1912, menginspirasi pemogokan tekstil di kota Lawrence, Massachussets. Saking populernya, slogan ini banyak menjadi judul lagu hingga judul film.
Begitu juga dengan slogan “Peace, Land and Bread”, yang dikumandangkan oleh kaum Bolshevik selama revolusi Rusia 1917. Slogan yang hanya tiga kata ini menjawab problem mendasar rakyat Rusia kala itu: perang, feodalisme dan kelaparan.
Di masa revolusi 1945, slogan “Merdeka atau Mati” dan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” turut mengobarkan semangat para pejuang, hingga tak sedikit diantaranya begitu gagah berani menjemput maut demi kemerdekaan Negerinya.
Di kalangan elektoral, Pemilu Amerika Serikat bisa jadi contoh. Di pemilu 2008, slogan kampanye Barack Obama, “Hope” dan “Change We Can Believe In”, sangat efektif dan popular di tengah rakyat Amerika yang hampir patah harapan akibat diterjang badai krisis ekonomi.
Begitu juga di pemilu 2016. Slogan kampanye Donald Trump, Make America Great Again–terlepas dari warna ideologisnya yang chauvinis-fasistik, juga efektif untuk menggerakkan orang-orang Amerika yang merasa kurang diuntungkan oleh keadaan ekonomi, termasuk dampak-dampak perdagangan bebas.
Semantik Slogan Politik
Dalam Wikipedia Semantik (dari Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, Semantik adalah pembelajaran tentang makna.
Sedangkan slogan dalam defenisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik, dan sebagainya.
Hal ini berarti Slogan politik adalah frase atau kalimat pendek, yang sederhana dan gampang diingat, tetapi mengandung ide yang kuat untuk menjelaskan tujuan/program politik, posisi politik.
Semantik slogan politik dapat diartikan sebagai upaya memaknai frase atau kata kalimat pendek yang bertujuan untuk menjelaskan posisi politik si pengguna slogan.
Ini Jalan Kita
Berbicara slogan politik tentunya tidak dapat dilepas pisahkan dengan momentum politik. Komisi pemilihan umum telah menetapkan 17 april 2019 sebagi waktu dimana rakyat akan memilih wakil rakyatnya mulai dari DPRD tingkat Kabupaten/kota sampai ke DPRI, DPD dan juga pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara bersamaan.
Memasuki masa kampanye hampir disetiap ruas jalan maupun ruang-ruang publik telah dihiasi dengan beragam alat kampanye dari berbagai partai dan caleg yang sudah barang tentu dihiasi dengan nama, nomur urut, dapil, foto dan sloganya.
Banyak rangkaian kata yang terpampang pada alat peraga kampanye yang menjadi slogan atau representatif perjuangan politknya kedepan. Dan yang menarik perhatian pada Pilegis tingkat kabupaten pada daerah pemilihan tiga (Waplau, Fenalisela, Airbuaya) Kabupaten Buru di 2019 ini adalah slogan politik “INI JALAN KITA”.
Pemilik slogan ini adalah Iksan Tinggapy, seorang politisi partai Golkar yang sekarang menjabat sebagai Ketua DPRD Kab. Buru. Pria yang terlahir dari keluarga sederhana yang dibesarkan oleh tangan dingin ayahnya yang berprofesi sebagai mantri biasa dan seorang perempuan yang merupakan ibu rumah tangga, juga terkenal sebagai politisi dengan kemampuan orasi yang baik.
Keberanianya dalam menentukan slogan politik “Ini Jalan Kita”pada pilegis kali ini patut diakui. Seperti dijelaskan diatas bahwa Slogan bukan hanya sekdar deretan kata-kata, tetapi menjadi kalimat yang memiliki daya magis politik luar biasa. Bukan hanya menggugah, menarik, tetapi juga menggerakkan.
Apalagi kalimat “Ini Jalan Kita” merupakan frasa yang mengandung bebas tafsir sehingga sulit dimengerti apa makna yang terkandung didalamnya.
Namun secara realnya slogan merupakan manifestasi, representasi, dan personifikasi dari figur tersebut. Sehingga penggunaan slogan “Ini Jalan Kita” menjadi kalimat yang bersifat afirmatif terhadap representatif perilaku, sudut pandang dan cara-cara berpolitik yang terpersonifikasikan didalam diri seorang Iksan Tinggapy.
Pria pengaggum sang proklamator Ir. Soekarno ini yang juga sering disapa Nugie memiliki ekspektasi dari slogan “Ini Jalan Kita” bukan hanya sekedar menjadi kalimat perekat dan pengikat bagi para konstituenya.
Dirinya selalu mengumpamakan proses demokrasi bagaikan pertarungan sepak bola, dimana sporter masing-masing tim hanya memiliki waktu 90 menit lebih untuk bereforia setelah hasil pertandigan yang menang harus menghargai perjuangan yang kalah dan yang kalah harus angkat topi sebgai pengakuan atas kemenangan lawan.
“Demokrasi harus harus dimaknai seperti permainan sepak bola, kita hanya punya waktu 90 menit untuk mengadu taktik dan strategi , para spoter hanya punya waktu 90 menit lebih untuk bereforia, setelah itu kita harus bersatu untuk melanjutkan tugas kita masing-masing demi kepentingan daerah ini” ungkapan Iksan Tinggapy yang selalu diucapkan kepada siapa saja dan di mana saja.
Menghadirkan edukasi politik yang positif bagi masyarakat demi terwujudnya suksesi demokrasi yang adil dan bermartabat termanifestasikan disetiap ucapan-ucapan seorang Iksan Tinggapy . tak heran ketika sering bersosialisasi dan bersillaturahmi dirinya selalu mengucapkan “Ketika Bapak Ibu pada saatnya nanti tidak memilih saya, maka mohon doakan saya karena doa dari bapak ibu sekalian bisa merubah nasib saya”
Keinginanya untuk menciptakan iklim politik yang sejuk, penuh kedamaian dengan menjungjung tinggi rasa humanitas dan persaudaraan ditengah-tengah ekslasi kepentingan yang begitu tinggi, terbingkai dan terpolarisasi dalam slogan politik “Ini Jalan Kita”.
Slogan politik “Ini Jalan Kita” terkristalisasi dalam suasana kebatinan Iksan Tinggapy yang ingin ia perbaiki jika terpilih sebagai wakil Rakyat nanti. Hanya dengan cara itu sebuah ekspektasi di dalam slogan politik “Ini Jalan Kita” mampu menjadi jangkar bagi berbagai kehendak yang sama meskipun mereka berasal dari afiliasi dan golongan yang berbeda-beda sehingga mampu mendobrak kejenuhan politik.**(KT)