KABARTERKINI.NEWS– MESKI ketersediaan pangan di Maluku terkonfirmasi cukup untuk beberapa bulan kedepan, namum patut kiranya pemerintah berikhtiar terkait hal tersebut.
Apalagi pemerintah kota Ambon sudah bersiap diri menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar jika pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) belum menunjukan tandanya untuk berakhir.
“Penerapan pembatasan sosial di ibukota Provinsi itu berdampak pada jalur transportasi logistik. Rantai pasok pangan akan mengalami gangguan,” hemat anggota DPRD Provinsi Maluku, Turaya Samal kepada wartawan, Jumat (08/04).
Ketua Komisi II ini menegaskan, walaupun ketersediaan pangan di Maluku dilaporkan cukup namun pemerintah daerah mesti mengantisipasi darurat pangan di tengah wabah pandemic Covid-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberi dampak terhadap jalur transportasi logistik ke berbagai wilayah di Maluku.
“Dampaknya jika Covid19 ini terus berlanjut, akan berpengaruh pada ketercukupan kebutuhan pangan, faktor distribusi, harga dan daya beli warga,” tegasnya.
Ketua fraksi PKS ini mengusulkan panganan berbasis lokal. Alias pangan lokal disetiap daerah terutama daerah kepulauan.
Usulan kepada pemerintah perihal pangan lokal tersebut karena berbagai pertimbangan dan kajian ilmiah. Satu dari sekiam diantaranya ialah variabel daya beli masyarakat.
Akan nyata berdampak signifikan, karena ikut mempengaruhi aksesibilitas ketersediaan pangan.
“Gangguan ini harus diwaspadai karena efeknya bisa menimbulkan kepanikan sosial,” kata Turaya.
“Sewajarnya, bersamaan pemerintah daerah menyusun langkah-langkah percepatan pemutusan wabah Covid-19, juga ada action plan untuk penguatan basis pangan lokal,” tambahnya.
Ia memaparkan, kebijakan realokasi APBD Propinsi Maluku tahun 2020 perlu diikuti dengan penguatan kebijakan ketahanan pangan lokal sebagai salah satu program prioritas di Maluku.
Kebutuhan pangan lokal ini penting direncanakan untuk postur anggaran dalam APBD tahun 2021.
“Gubernur dapat memimpin pencanangan gerakan penguatan ketahanan pangan lokal di tingkat provinsi. Dan mengarahkan agar seluruh daerah kabupaten/kota di Maluku juga mendorong hal serupa. Sehingga semuanya berjalan sinergi,” endusnya.
Lanjut dikatakan, tak salah jika dirinya mengusulkan kepada orang nomor satu di Maluku itu untuk meluncurkan penguatan panganan lokal. Selanjutnya disinergikan dengan 9 kabupaten 2 kota lainnya. Sinergi ini akan memperkuat Maluku secara keseluruhan menghadapi problem pangan yang sedang dan akan muncul karena wabah Covid-19 19.
Turaya mencotohkan beberapa daerah memiliki kearifan dalam penguatan pangan lokal seperti kota Tual, Maluku Tenggara, MTB dan Kabupaten Buru.
Pangan lokal di daerah-daerah tersebut disupport dan diberi perhatian memadai. Sementara daerah lainnya mengoptimalkan lahan tidur dengan program menanam jenis makanan yang mendorong peningkatan pangan lokal.
“Banyak lahan kosong yang bisa dioptimalkan. Saya kira Pemerintah daerah memiliki data dan informasi terebut. Ini didorong selain antisipasi efek Covid-19 tapi juga kebutuhan jangka panjang,” pungkas politisi asal kabupaten SBB tersebut.*** Rdks/Rul