KABARTERKINI.NEWS– JAMADI Darman anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) berniat bangun rumah baru untuk keluarga Fatin.
Fatin sendiri ialah balita gizi buruk di dusun Ulusadar desa Waesala kecamatan HUamual belakang yang baru terkuak pada akhir 2019 lalu.
Jamadi yang sebelumnya mengetahui kondisi Fatin dan langsung bertandang ke rumah orang tuanya membuat Jamadi tergerak hatinya untuk membantu.
Fraksi Partai Amanat Nasional ini pun menyatakan kesiapan pihaknya untuk membantu membangun rumah baru untuk keluarga tersebut.
“Kami Fraksi Partai Amanat Nasional SBB siap dalam waktu dekat segera membangun rumah keluarga fatin yang terlihat kumuh dan jauh dari standar layak huni,” ungkap Jamadi.
Pernyataan Jamadi tepat momentum rapat gabungan komisi I, II dan II bersama mitra kerja pemerintah daerah Seram Bagian Barat Maluku Kamis (09/1/2020) kemarin.
Jamadi yang juga ketua wilayah BM PAN Maluku sudah berkoordinasi dengan penjabat desa Waesala untuk sediakan lokasi pembangunan rumah untuk keluarga tersebut.
“Penjabat desa Waesala saya beri tanggung jawab pula untuk mencari lokasi lahan agar secepatnya,” akui Jamadi.
Jamadi mengendus kalau rencana mulia itu menunggu Pemda SBB pasti dikeluhkan lagi persoalan anggaran, pasti butuh proses lama.
Jamadi mempertegas, jika sudah ada lokasi/lahan yang disediakan oleh pemerintah desa maka bulan ini, dan paling lambat bulan februari sudah dibangun rumah untuk keluarga Fatin.
“Intinya lahan ada terlebih dahulu, dan kita bergerak untuk membangun secepatnya agar di tempati oleh Fathin dan orang tuanya,” pungkas Jamadi.
Kondisi Rumah Keluarga Fatin di Ulusadar Waesala
BENAR saja apa yang disampaikan Jamadi. Rumah keluarga Fatin memang jau dari standar kelayakan hunian pada umumnya.
La Bondo dan Wa Nur’in. Orang tua balita gizi buruk itu. Selama ini keluarga dengan tingkat ekonomi dibawah rata-rata ini harus pasrah dengan keadaan.
Keseharian La Bondo (Ayah Fatin) hanya mengandalakan kerja serabutan untuk menghidupi keluarganya. Jika sempat dia melaut dan kadang menjadi petani dan sesekali kuli bangunan.
Penghasilan yang tidak seberapa membuat La Bondo kesulitan memberikan hunian yang layak pada keluarga kecilnya.
Rumah keluarga La Bondo berkerangka kayu berdinding gaba-gaba. Rumah gantung itu tampak dari jauh terlihat miring petanda tidak pernah direnovasi sejak dibangun.
Kunjungan Jamadi dan Eko Budiono waktu itu mendorong mereka untuk membantu keluarga tersebut. Terlebih dari rumah itu terdapat balita malang yang menderita kekurangan gizi.*** FIT | Rdks