KABARTERKINI.NEWS– Hampir Delapan Bulan Lamanya, akhirnya ditemukan puing-puing helikopter beserta sejumlah penumpangnya. Helikopter jenis MI-17 milik TNI-AD sebelumnya dikabarkan hilang sejak 28 Juni 209 lalu. Sederet nama korban yang telah dirilis, salah satunya warga Maluku tepatnya warga negeri Iha kabuapten Seram Bagian Barat (SBB).
Prada Sujono Kaimudin. Biasa disapa Jono oleh kerabat dan teman-temannya. Prada Jono Kaimudin terlahir dari keluarga sederhana dan tinggal menetap di negeri Iha-Kulur. Anak bungsu dari pasangan bapak Lajimu Kaimudin dan Ibu Wajida ini meneyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Seram Barat dan melanjutkan pendidikan atas di MA BPD Iha Kulur.
Bripda Jono resmi menjadi bagian dari keluarga besar TNI AD setelah mengikuti tes pendidikan dasar militer Angkatan Darat di Rindam Suli kota Ambon. Aktif bertugas sejak tanggal 17 November 2015 silam.
Mendengar kabar menimpa duka Anak bungsu dari 8 bersaudara ini, keluarga besar Prada Jono terpukul dan tentu dibaluti kesedihan yang mendalam.
Babinsa TNI AD, Serma Dulhamid Putuhena, Sabtu (15/02/2020) saat melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan keluraga korban (Bripda Jono), didapti kesedihan yang teramat dalam yang dirasakan pihak keluarga.
Menurut Serma Putuhena, pihaknya sudah berkordinasi dengan pemerintah dan saniri negeri Iha untuk tempat pemakaman almarhum.
TNI Evakuasi Para Korban dan Amankan Puing Helikopter MI-17
Sebagaimana dikutip dalam laman seputarpapua.com menjelaskan, pasca adanya laporan warga, tim evakuasi bergerak cepat mencapai lokasi jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI AD itu. Lokasi jatuhnya helikopter pada ketinggian 12.500 feet, di tebing Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Komandan Korem 172/PVY, Kolonel Inf Binsar Sianipar selaku koordinator evakuasi, mengonfirmasi bahwa benar tim telah mencapai lokasi puing-puing heli MI-17 pada Jumat sekitar pukul 12.30 WIT.
Tim evakuasi dari Yonif 751 Raider tiba di lokasi setelah berjalan mendaki selama kurang lebih lima jam dari base camp yang didirikan sejak Kamis (13/2), sesaat setelah mereka diturunkan dengan menggunakan tali dari heli angkut personel.
Sesampainya di lokasi jatuhnya helikopter, tim juga berhasil menemukan 12 jenazah korban yang seluruhnya berada di sekitar serpihan atau tumpukan bangkai helikopter.
“Identitas 9 jenazah bisa kita kenali dari pakaian dan atribut yang mereka kenakan, sedangkan 3 jenazah lagi masih diperlukan proses identifikasi lebih lanjut,” kata Binsar.
Meski dapat dikenali dari atribut yang dikenakan, guna memastikan lebih lanjut maka perlu melalui proses identifikasi dari tim medis secara detil terhadap 12 jenazah setelah proses evakuasi.
Sementara, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, beserta seluruh prajurit menyatakan turut berdukacita dan berbelasungkawa yang mendalam kepada keluarga prajurit yang gugur dalam kecelakaan tersebut.
Untuk diketahui, Helikopter MI 17 milik TNI AD hilang kontak sejak Jumat 28 Juni 2019 lalu sekitar pukul 11.49 WIT dalam penerbangan Oksibil, Pegunungan Bintang – Sentani, Jayapura.
Helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 itu membawa 12 penumpang beserta crew, sebelumnya terbang ke Okbibab untuk melakukan pengiriman logistik kepada prajurit yang bertugas di pos perbatasan RI-PNG.
Adapun nama-nama awak helikopter tersebut yaitu Kapten CPN Aris (pilot), Lettu CPN Bambang (pilot), Lettu CPN Ahwar (co pilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo dan Pratu Aharul.
Sedangkan penumpang yang merupakan anggota Yonif 725/WRG yaitu Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin dan Prada Tegar Hadi Sentana.***RUL