KABARTERKINI.NEWS– Fakultas Hukum Universitas Pattimura berkesempatan menjadi mitra kerja sama dengan Leiden University sebuah kampus ternama milik pemerintah Belanda.
Kerja sama tersebut terfokus pada program Memperkuat Pendidikan Hukum di Indonesia Timur atau Stréngthening Legal Education in Eastern Indonesia (SLEEI) .
Kerja sama bidang SLEEI dengan Universitas Pattimura sendiri baru berjalan satu tahun lebih dengan misi berkontribusi pada pembangunan masyarakat di wilayah Indonesia Timur yang berkelanjutan dan inklusif dengan menawarkan akses ke pendidikan dan pelatihan bagi para profesional.
Dr. Revency Vania Rugebregt, Ketua Program SLEEI FH Universitas Pattimura, Selasa (17/03) menyatakan, berkat kerja sama tersebut, Universitas Pattimura, dalam hal ini, Fakultas Hukum mendapat kehormatan menghadiri seminar internasional di UGM Yogyakarta, sekaligus menghadiri pertemuan dengan seluruh Mitra kerjasama Pemerintah Belanda dan Indonesia yang diberi kesempatan mempresentasikan hasil kerjasamanya di hadapan Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima dari Belanda beserta rombong yang melakukan kunjungan kerja di Indonesia waktu lalu.
“Mewakili Fakultas Hukum Unpatti yakni, Dekan Fakultas Hukum Dr. R.J. Akyuwen, SH.MH dan saya sendiri Dr. Revency Vania Rugebregt, SH.MH selaku Ketua Program SLEEI FH Universitas Pattimura,” akui Dr. Revency.
Dikatakan, seminar Internasional di UGM, Yogyakarta ini hanya merupakan salah satu dari beberapa program yang telah di laksanakan oleh Unpatti ataupun oleh Mitra kerjasama unpatti dalam program SLEEI.
Dr. Revency menjabarkan, selain Seminar Internasional di UGM, tanggal 3-8 Februari 2020 Lalu, Fakultas Hukum lewat program ini sudah melaksanakan Seminar Internasional dengan Tema “The 21ture of legal education in Indonesia skills ethics and integrity”, tanggal 3 Februari 2020, dan dilanjutkan dengan Training Of Trainers tanggal 3-8 Februari 2020 dengan tema “Training 0f Trainer 0n Legal Education, Legal Skill And Ethic” yang terdiri dari 23 peserta.
Dimana lanjutnya, para peserta ini berasal dari 4 universitas di Indonesia Timur, dan 11 orang trainer, antara lain Prof. Mr. Dr. Adriaan Bedner, dan Dr. DrJaqualine Veld, MSc dari Van Vollenhoven Institute, Leiden Law School, Leiden University, Laurens van Veldhuizen, MSc dari Royal Tropical Institute (KIT)Amsterdam, Lieselotte Heederik, MA, MSc Senior Advisor Gender and Legal Education, Daniel Marthin Romein, MSc dari Graduate School of Teaching (ICLON), Leiden University, Stijn Cornelis Van Huis dari Bina N usantara (BINUS), Dr. Herlambang P. Wiratraman, SH.MA dari Universitas Airlangga, Dr. Rikardo Simarmata, SH dan Dr. Sri Wiyanti Eddyono, SH,LLM (HR), PhD dari UGM, Dr. Widodo Dwi Putro, SH.MHum dari UNRAM Mataram, Bivitri Susanti, SH.,LLM dari Jentera.
Dr. Revency mengatakan, Acara SLEEI di Ambon terdiri dari dua bagian yakni pelatihan dan konsinyering. Setelah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh ahli luar dan dalam negeri, perwakilan dosen hukum dari empat universitas (UNKRISWINA, UKAW, UNPATTI dan UNRAM) bersama-sama dengan para ahli dan pelatih mendesain sebuah tailor made training serta sebuah rencana pengembangan kurikulum yang mancakup 5 focal point dari program SLEEI yang dapat diselenggarakan pada universitas masing-masing.
“Pelatihan SLEEI di Ambon mendapat sambutan luar biasa baik dari pihak Universitas Pattimura, dimana hari penama kegiatan ini, di akhiri dengan sambutan sekaligus makan Malam oleh Rektor Universitas Pattimura yang juga dihadiri oleh Wakil Rektor 1 bidang Akademik, Wakil Rektor 2 bidang Administrasi Umum dan Keuangan dan Wakil Rektor 4 bidang Kerjasama dan alumni,” akui Dr. Revency.
Lanjut dijelaskan, sedangkan tanggal 5 Februari pelaksanaan pelatihan SLEEI di Ambon itu berlangsung, pserta diundang oleh Gubernur Maluku dalam hal ini di wakili oleh Wakil Gubenur Maluku Drs. Barnabas Orno di kediaman Karang Panjang Ambon, dalam Jamuan Makan Malam sekaligus Sambutan selamat datang.
Dan tanggal 6 Februari di jamu oleh Walikota Ambon yang saat itu di wakili oleh Sekretaris Kota Ambon A.G. Latuheru, SH.MH. di Restoran sari Gurih dan di Hari terakhir oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan di Lateri Beach.
“Mengakhiri semua kegiatan ToT, para peserta diajak field trip untuk menyaksikan keindahan alam dan juga beberapa tradisi lokal masyarakat Maluku,” sebutnya.
Lebih Lanjut Dr. Revency mengatakan, kerjasama SLEEI ini sudah berlangsung 1 tahun lebih, dari 3 tahun program yang di sepakati.
“Selain program-program diatas, kegiatan selanjutnya yang akan berjalan dibiayai lewat program SLEEI adalah pembiayaan bagi dosen yang tulisannya diterima untuk dipresentasikan di Seminar Intemasional di Indonesia.”
“Lomba Debat bagi Mahasiswa Fakultas Hukum baik berbahasa Inggris maupun berbahasa Indonesia di Kampus Utama maupun di Kampus Program Studi Di Luar Kampus Utama Tiakur, MBD dan Dobo, Kepualauan Aru,” pungkasnya.*** RUL