KABARTERKINI.NEWS— MAHASISWA Universitas Darusalam Ambon kembali melakukan aksi demonstrasi menuntut segera dilakukan penyitaan aset kampus, Rabu (11/12).
Dalam aksi puluhan mahasiswa itu, mendesak Pengadilan Negeri (NPN) segera merealisasikan janji eksekusi terhadap aset yang selama ini masih dikelola oleh Yayasan Pendidikan Darusalam Maluku (YPDM) di Tulehu. Mahasiswai ini merupakan mahasiswa dibawah naungan Yayasan Darusalam Maluku (YDM).
Mereka mempertanyakan alasan tarik ulur eksekusi oleh PN Ambon yang sudah lima kali ditunda pelaksanaanya. Padahal keputusan pengadilan jelas memenangkan YDM dalam sengketa dengan YPDM.
Hamza Loilatu kordinator aksi yang juga adalah presiden mahasiswa menegaskan, Keputusan pengadilan jelas, yang jadi pertanyaannya, pengadilan masih menunggu apa.
“Hari ini kami menuntut segera lakukan eksekusi sesuai hasil keputusan, jangan lagi ditunda karena ini sudah lima kali penundaan eksekusi,” ungkapnya geram.
Rifaldi Kaisupy, Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Unidar menyatakan, aksi yang dilakukan lebih ke aksi solidaritas atau aksi damai.
“Makanya hari ini kita turun jalan untuk memastikan jadwal yang sebelumnya ditetapkan untuk tidak lagi ditunda,” akui dia.
Kaisupy menjelaskan, sesuai kesepakatan, PN didampingi pihak kepolisian akan melakukan penyitaan aset tanggal 12 Desember 2019. Untuk memastikan tidak lagi ditunda, maka mahasiswa Unidar minta ada ketegasan dari pihak PN hari ini.
“Kami akan turun dengan masa yang lebih besar, jika proses eksekusi pada Kamis (12/12) nanti kembali ditunda,” tegas dia.
Pantuan media ini, tak lama mlakukan aksi di depan kantor PN Ambon, kemudian, masa di temui Juru Sita PN Ambon ,Notje Lease. Didepan puluhan mahasiswa ini Leasa menjelaskan, sebenarnya penyitaan aset sudah dilakukan, dan Kamis (12/12) nanti merupakan eksekusi penyerahan aset berupa gedung dan seluruh fasilitas.
Menurutnya, eksekusi sebenarnya sudah dilakukan pada Senin (9/12), namun karena alasan keaman dari pihak kepolisian, maka eksekusi akhirnya ditunda.
“Kamis besok itu pasti proses eksekusinya, sebenarnya Senin lalu, tapi koordinasi dengan pihak kepolisian mengenai alasan keamanan makanya ditunda,” jelasnya.*** RUL