KABARTERKINI.NEWS– SEBANYAK 14 orang dari warga adat pulau Buru provinsi Maluku menyatakan sikap ikhlasnya memeluk Islam melalui kalimat syahadat di dusun Walumnamko Desa Waeflan kabupaten Buru.
Lafadz syahadat belasan warga yang sebelumnya animisme tersebut berlangsung khidmat dan penuh suka cita.
14 orang yang telah resmi menjadi mualaf di antaranya adalah anak anak, remaja serta orang tua dengan latar belakang sebagai pelajar serta petani ketel.
Pasca resmi menjadi mualaf. Ke-14 orang Ini selanjutnya akan mendapatkan pembinaan dari para da’i yang telah ditugaskan untuk melakukan pembinaan di desa tersebut.
Tidak hanya mengucapkan dua kalimat syahadat, prosesi itu pula diwarnai dengan ijab qabul satu pasangan yang baru menikah. Sebelumnya pasangan itu menikah namun dengan tardisi adat setempat.
Pasangan itu adalah Ais Latbual sebagai mempelai pria dan Bai Latbual selaku mempelai wanita.
Keduanya menjalani prosesi ijab kabul sesaat setelah melafazkan dua kalimat syahadat. Yang mana wali dari mempelai wanita di serahkan pada kepala kantor Urusan agama kecamatan waelata, Yusuf Ali. Sedangkan bertindak sebagai penghulu di serahkan pada imam besar, La ode Baduy.
Sementara saksi-saksi dalan ijab qabul pasangan yang menikah ulang tersebut yakni, Junaedi Rupelu Asisten 3 Bupati buru, Mansur Mamulati dan beberapa anggota dari MUI kabupaten Buru.
Serangkaian momentun langkah itu disaksikan langsung Bupati Buru, Kapolres Pulau Buru serta sejumlah Forkopimda dan masyarakat setempat.
Untuk diketahui, rencana sebelumnya, warga yang hendak masuk islam sebanyak 40 orang dari berbagai desa dan petuanan yang tersebar di pegunungan. Mereka rata-rata berlatar belakang kepercayaan animisme.
Akan tetapi disebabkan karena kendala lokasi jalan yang sulit menyebabkan 26 warga yang tinggal di wilayah gunung pedalaman tidak bisa hadir saat prosesi persahadatan berlangsung.
Hal ini sehingga hanya 14 orang saja yang siap menjalani persahadatan.
Sedangkan ke-26 orang yang tidak hadir rencananya akan dilakukan pada kesempatan lain.
Bupati kabupaten Buru, Ramli I Umasugi bahkan menyampaikan tanggapannya terkait momen sejuk itu di Waeflan.
Ramli menjelaskan, pihaknya hanya bisa mendukung apapaun segala kegiatan yang bersifat baik di wilayahnya. Baik yang berkaitan dengan agama, militer maupun non-militer agama.
“Kewajiban kami selaku pemerintah daerah adalah mendukung semua program pemberdayaan masyarakat yang bersifat baik, baik pada umat islam, umat Kristiani dan agama lain sehingga bisa menemukan suatu kondisi masyarakat yang harmonis dan saling menghargai dalam semangat Kebhinekaan,” tandas Ramli di hadapan masyarakat.
Momen yang berlangsung tepat hari Rabu (18/09/2019) ini cukup menarik perhatian warga dari beberapa desa terdekat karena di anggap langkah di wilayah setempat.*** Edhelweis