KABARTERKINI.NEWS- Sejumlah komunitas kreatif di kota Ambon mengadakan penggalangan bantuan berupa buku dan dana bagi sekolah-sekolah di Desa Sole. Aksi oleh kelompok pemuda ini sebagai wujud kepedulian Prihatin terhadap kondisi pendidikan di Desa Sole, Kecamatan Waisala, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang minim perhatian dari pemerintah setempat.
Dimonitori oleh paguyuban Ikatan Pemuda dan Pelajar desa Sole, kegiatan berlangsung hari Sabtu 16/02/2019 pekan kemarin di pelataran Pattimura Park kota Ambon.
Selain meminta aksi bersama para komunitas kreatif di kota Ambon, paguyuban Sole pun meminta backingan oleh Gerakan Sayang Maluku. Upaya konsolidasi jauh jauh hari telah direspon positif. Umumnya, demi menyelamatkan pendidikan generasi yang tak dapat sentuhan Pemkab SBB secara langsung.
Koordinator Tanggap Sole Yani Salampessy mengatakan, kegiatan ini merupakan aksi peduli pendidikan terhadap sejumlah sekolah yang ada di desa Sole. Ia menyatakan, aksi tersebut bertujuan untuk menggalang bantuan berupa buku dan donasi dana.
“Malam ini, malam aksi donasi untuk mengumpulkan buku, atau apa saja yang bisa di sumbangkan, terkait dengan pendidikan di Sole.” Kata Salampessy saat diwawancarai wartawan pada Sabtu malam itu.
Ia menyatakan, kegiatan ini merupakan aksi simpatik untuk bisa mendukung proses pendidikan di Sole yang sementara ini masih kurang perhatian dari pemerintah terkait dengan proses belajar mengajar serta sarana dan prasarana yang belum memadai.
Hal ini menurutnya, sangat penting diadakan aksi simpatik agar dapat membantu siswa sekolah di desa Sole yang membutuhkan sarana dan prasarana serta buku bacaan.
“Karena sangat minim di sana, jadi donasi buku ini akan di bagikan kepada siswa dan juga guru untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.”Jelasnya.
Salampessy menyebutkan aksi simpatik tanggap Sole itu melibatkan sekitar 10 komunitas. Diantaranya, Beberapa program study dari Universitas Pattimura yang nanti akan jadi relawan seperti program study Bahasa Inggris, Sastra dan Matematika, Granat Maluku, AMPB Maluku, Bengkel Sastra Maluku, WPI Ambon, Hip Hop Molukan, Kalesang Maluku, KSR PMI IAIN Ambon, Komunitas Peduli Perempuan dan Anak Maluku, Yayasan Pelangi dan Angkatan Muda Partai Berkarya Maluku, juga masih banyak yang datang atas nama pribadinya untuk ikut menjadi relawan.
Aksi Penggalangan Dana oleh para relawan tanggap sole (16/1)
Selain aksi tanggap Sole yang dilakukan di Ambon, aksi serupa juga dilakukan oleh mahasiswa asal Maluku di Café Crime Perintis Kemerdekaan Makassar, dalam rangka penggalangan bantuan untuk Sole, mereka tergabung dalam Dapoer Literasi, dengan mengadakan bazar dan dialog bertemakan ‘Potret Pendidikan Maluku’ yang menghadirkan Prof. Dr. dr. H. Abdul Razak Thaha, M.Sc. selaku narasumber
Dari data yang dihimpun Gerakan Sayang Maluku , hampir semua sekolah di Desa Sole hanya memiliki satu orang guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tidak adanya buku pelajaran maupun buku membaca lainnya yang tersedia di perpustakaan sekolah. Selain itu, masih banyak siswa kesulitan membaca dan menulis, tidak hanya di tingkat sekolah dasar saja, bahkan sampai pada siswa kelas IX SMP.
Setiap triwulan pemerintah menyalurkan bantuan dana BOS ke sekolah, namun dana BOS tersebut ini tidak nampak ada wujud konkrit yang dibuat di Sekolah lewat Dana BOS itu.
Masih ada anak-anak yang tidak bersekolah dan lebih memilih membantu pekerjaan orang tua dirumah ketimbang bersekolah. Problema ini disebabkan karena di sekolah mereka para siswa hanya bermain, tidak adanya aktivitas belajar mengajar.
Rencananya para relawan peduli Sole ini, akan berangkat pada Rabu mendatang (21/2), untuk melaksanakan aksi simpatinya dengan segala kesiapan meraka dan kembali pada Sabtu (24/2), , tentunya pihak Yani Salampessy sudah berkoordinasi dengan pemerintah Desa setempat.**TIM/ LENTERA MALUKU