KABARTERKINI.NEWS – Slogan “Kase Bae SBB” belum sepenuhnya teralisasi dari Desa ke Kabupaten. Pasalnya sampai saat ini mayoritas Desa dan Negeri yang ada Kabupaten Seram Bagian Barat masih dipimpin oleh penjabat Desa dan Negeri.
Di Kabupaten Seram Bagian Barat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) hanya mengejar prestasi penjabat Desa atau Negeri bukan prestasi Kepala Desa Divinitif atau Raja Negeri, padahal seharusnya slogan kase bae SBB sudah harus dicapai dan berawal dari Desa ke Kabupaten.
Ini yang seharusnya dibenahi Bupati SBB Moh Yasin Payapo dari Desa ke Kabupaten dengan tidak ada lagi pelantikan pemimpin Desa yang bersifat penjabat seharusnya sudah ada kepala Desa devintif dan Raja Negeri untuk semua Desa dan Negeri yang ada diKabupaten Seram Bagian Barat.
Namun sampai saat ini belum dibenahi dan diperhatikan oleh Bupati SBB Moh Yasin Payapo soal kepala desa divinitif atau raja negeri padahal katanya Bupati SBB anak asli negeri namun tidak pernh prioritaskan hal hal yang berkaitan dengan adat terutama raja – raja pada negeri adat yang ada Kabupaten SBB.
Yang mirisnya lagi, banyak penjabat Desa yang di order dari orang dekat Bupati dan prestasi penjabat desa orderan semua kinerjanya amburadul mungkin saja orang dekat mengejar proyek yang bersumber dari ADD dan DD Desa itu.
Karena banyak penjabat Desa dan Negeri yang di lantik tidak menidaklanjuti surat dan usulan BPD desa setempat serta tatanan adat istiadat di setiap Negeri.
“Semua pejabat Desa yang di usulkan oleh orang – orang yang dekat pandopo, Asal suka dan bapak senang,” ungkap sumber yang enggan namanya dipublikasikan Kepada KABARTERKINI.NEWS Senin 17/6/2019.
Lanjut dia, Jika ini tidak dibenahi bagaimana impian kami anak negeri yang ingin memiliki raja demi identitas selaku anak negeri yang menjunjung adat istiadat.
“Hal ini jangan dibiarkan berlarut – larut, Bupati SBB Moh Yasin Payapo yang juga sebagai anak negeri harus melihat hal ini dan prioritaskan jangan terkesan diam dan tutup mata saja melihat permasalahan yang terjadi di Desa maupun Negeri di Bumi Saka Mese Nusa ” Jelasnya.
Dirinya pun mengakui pengemasan materi pidato dalam setiap pelantikan PJS Kepala Desa selalu dibuat fantastis dengan penekanan atas tugas dan fungsi membangun.
Seperti dikutip dalam portal laman Humas SBB, pidato pelantikan yang dibacakan Sekda kabupaten SBB menekan fungsi dan tanggung jawab membangun daerah. Dalam sambutannya Sekertaris Daerah Mansur Tuharea, SH,MM menegaskan tentang pentingnya menjadi pemimpin yang tulus melayani, berbakti kepada rakyat dan mematuhi aturan-aturan hukum yang berlaku.
Menurut hemat sumber kepada media ini, langkah melantik puluhan PJS kepala desa dengan sendirinya memantahkan pidato cantik yang dikemas apik tersebut.
“Negeri adat kehilangan identitas,” singkatnya tegas.
Untuk itu kami berharap Bupati SBB Moh Yasin Payapo untuk melihat hal ini dan segerah mempercepat serta prioritaskan Kepala Desa dan Raja untuk Desa dan Negeri yang ada Kabupaten SBB agar tidak ada lagi Penjabat Desa dan Penjabat Negeri.
“Ini untuk KASE BAE SBB dari Desa ke Kabupaten,” harapnya.***Srl