KABARTERKINI.NEWS—MAHASISWA Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon mengeluhkan pelayanan akhir-akhir ini.
Rata-rata dari mereka adalah mahasiswa tingkat akhir yang tengah menjali porses penyelesaian studi. Menurut pejuang skripsi ini, bahwa sudah sekian minggu mereka harus menunggu dan menunggu. Tak pelak antrian panjang menjadi pemandangan yang sudah biasa di fakultas tersebut.
Bagi mereka, mendapat tanda tangan dari seorang Mar’atun Saliha selaku ketua jurusan sangatlah berarti. Namun apa jadinya jika pimpinan tertinggi di Fakultas itu sering tidak ditempat.
Sementara pengurusan di Biro keuangan fakultas, pelayanan buruk hingga akan mematahkan semangat mereka.
Rudy Rumatiga (bukan nama lengkap) salah satu Mahasiswa Ekonomi Syariah mengaku, sudah dua minggu ini, dia dan teman-temannya ngapel di ruang pengurusan tanpa hasil.
Dia menyayangkan sikap para pegawai serta petinggi di jurusnyannya itu. Apalagi ketua jurusannya.
“Sebab tanda tangan menjadi masalah urgen sebagai bukti persetujuan mengurusi Judul, Proposal Skripsi. Namun nahas, dua minggu berlalu, pelayanan masih sepi tanpa nyawa. Dua minggu, waktu yang teramat lama,” kata dia, diamini semua teman-temannya.
“Ada yang tiba pagi pulang sore dengan hasil nihil. Perjuangan dengan waktu terbuang sia-sia hanya karena buruknya pelayanan Prodi Ekonomy syariah,” akuinya menambahkan.
Rudi mengakui, pelayanan begitu buruk hingga dia dan teman-temannya sepakat untuk berteriak di media.
“Fajar hingga petang Gedung Megah itu selalu sepi dengan para Dosen,” endusnya.
Menutup keterangangannya, dirinya mengakui adanya kekecewaan yang mendalam. Dia dan teman-temannya berharap, problem semacam ini tidak terulang lagi.
Mahasiswa lain, Andy Souwakul (bukan nama lengkap), mengakui pernyataan kawannya tersebut di atas. Dirinya pun menyinggung tentang peralihan status IAIN menjadi UIN. Baginya, jika metode pelayanan masih seperti dua minggu terakhir, maka sama saja bereseberangan dengan misi perubahan status.
“Pelayanan buruk adalah bukti kinerja buruk. Alih status menjadi UIN tanpa upaya merubah internal kampus, kan lucu.” katanya.
“Kami hargai kesibukan para Dosen, bukan berarti kami ditelantarkan selama dua minggu lamanya, kami hanya butuh ibu bapak dosen ada di tempat kerja. Melayani dan membimbing kami,” tutup Andi.
Hingga berita ini dipublis, ketua jurusan Ekonomi Syariah Mar’atun Saliha sulit untuk dihubungi via seluler.*** MG-AsrLim
Ya emang gobloknya aja. Buat apa nunggu kalau belum buat Janji terlebih dahulu. Kan bisa dihubungibterlebih dahulu lewat pesan, WA atau pun ditelpon.
Mahasiswa gebleknya sampe ke DNA.