KABARTERKINI.NEWS– Menyongsong Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Ambon, Indp Barometer melangsungkan rilis survei Perhamasalahan dan Perkembangan Kota Ambon Terkini, yang berlangsung di Swissbel Hotel, Kamis (5/9).
Survei Indo Barometer dilaksanakan di wilayah Kota Ambon yang meliputi 5 Kecamatan (Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon, Teluk Ambon Baguala dan Letimur Selatan).
Dilaksanakan pada tanggal 16–23 Agustus 2019 dengan jumlah responden 400 orang berusia minimal 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan. Margin error sebesar kurang lebih 4.90 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.
“Maksud dan tujuan survei adalah untuk mengetahui permasalahan apa saja di Kota Ambon yang perlu segera dibenahi oleh pemerintah daerah setempat, serta untuk mengetahui pendapat masyarakat mengenai Kota Ambon jelang ulang tahunnya yang ke-444 tanggal 07 September
2019,” jelas Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli kepada wartawan.
Dirinya melanjutkan, adapun temuan-temuan pokok survei yakni Ambon yang paling banyak diungkap adalah sulitnya lapangan kerja sebesar 21,3 persen, kurangnya tempat pembuangan sampah 21,3 persen, masalah lalu lintas/transportasi yang mengakibatkan kemacetan 14.8 persen, sulitnya kondisi ekonomi rakyat sebesar 5.8 persen, masalah kemiskinan belum teratasi sebesar 4.8 persen, dan penataan kota belum rapi sebanyak 4.3 persen.
Dilanjutkan Rusli, selain itu ada enam permasalahan mendesak di lingkungan tempat tinggal yang paling banyak diungkap adalah kurangnya tempat pembuangan sampah sebesar 26.3 persen, sulitnya lapangan kerja sebesar 15.3 persen, masalah infrastruktur yang kondisi buruk/rusak sebesar 8 persen, sulitnya mendapatkan air bersih sebesar 7.3 persen, masalah keamanan sebesar 5 persen, dan lingkungan kurang bersih sebesar 4.8 persen.
“Sebanyak 46.3 persen masyarakat menyatakan kondisi ekonomi Kota Ambon sekarang lebih baik/jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Sebanyak 42.3 persen menyatakan tidak ada perubahan. Dan sebanyak 9.3 persen menyatakan jauh lebih buruk/lebih buruk. Tidak tahu/tidak jawab 2.1 persen,” cetus Rusli.
Kemudian, sebanyak 54.4 persen masyarakat menyatakan kondisi ekonomi rumah tangganya sekarang lebih baik/jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Sebanyak 36.8 persen menyatakan tidak ada perubahan. Dan sebanyak 5.8 persen menyatakan jauh lebih buruk/lebih buruk. Tidak tahu/tidak jawab 3 persen.
“Mayoritas warga sebanyak 79.5 persen menyatakan fasilitas tempat sampah di Kota Ambon sudah tersedia. Yang menyatakan belum tersedia sebanyak 20.5 persen. Dari mereka yang menyatakan sudah tersedia, sebanyak 68.5 persen menyatakan bahwa fasilitas tempat sampat tersebut belum mencukupi. Yang menyatakan sudah mencukupi sebanyak 28 persen. Dan yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab 3.5 persen,” pungkasnya.
Dirinya mengatakan, 74.8 persen masyarakat menilai fasilitas trotoar bagi pejalan kaki di jalan–jalan utama Kota Ambon sudah sangat/cukup memadai. Sementara 24.5 persen lainnya menilai tidak/sangat tidak memadai. Tidak tahu atau tidak jawab 0.7 persen.
“Sebanyak 60.5 persen masyarakat Kota Ambon berpendapat bahwa Pemkot perlu membangun pagar pembatas antara trotoar dan jalan raya kendaraan umum. Sedangkan 34.8 persen lainnya berpendapat Pemkot tidak perlu membangun pagar pembatas. Tidak tahu atau tidak jawab 4.7 persen,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, Sebanyak 84.5 persen masyarakat Kota Ambon berpendapat bahwa Pemkot perlu membangun tempat duduk umum di area trotoar khususnya di tempat pemberhentian transportasi publik. Sedangkan 13.5 persen lainnya berpendapat Pemkot tidak perlu membangun tempat duduk umum di area trotoar. Tidak tahu atau tidak jawab 2 persen.
Sedangkan sebagian besar masyarakat Kota Ambon 90.8 persen berpendapat bahwa Pemkot perlu membangun taman-taman kota seperti Pattimura Park. Sedangkan 6.5 persen lainnya berpendapat Pemkot tidak perlu membangun taman-taman kota. Tidak tahu atau tidak jawab 2.7 persen.
Mayoritas masyarakat Kota Ambon 79.8 persen berpendapat bahwa Pemkot perlu menambah lampu lalu lintas untuk penyeberangan pejalan kaki di area jalan umum. Sedangkan 15 persen lainnya berpendapat Pemkot tidak perlu menambah lampu lalu lintas untuk penyeberangan pejalan kaki. Tidak tahu atau tidak jawab 5.2 persen.
Kembali dikatakan Rusli, masyarakat Kota Ambon 92.8 persen berpendapat bahwa Pemkot perlu membangun fasilitas toilet umum di lokasi–lokasi tertentu. Sedangkan 3.8 persen lainnya berpendapat Pemkot tidak perlu membangun fasilitas toilet umum di lokasi–lokasi tertentu. Tidak tahu atau tidak jawab 3.4 persen.
Ada 83 persen masyarakat Kota Ambon berpendapat bahwa Pemkot perlu membangun tempat parkir kendaraan umum di sekitar jalan–jalan utama. Sedangkan 13.8 persen lainnya berpendapat Pemkot tidak perlu membangun tempat parkir kendaraan umum di sekitar lokasi jalan–jalan utama. Tidak tahu atau tidak jawab 3.4 persen.
Sebagian besar masyarakat Kota Ambon 91 persen berpendapat bahwa Pemkot perlu mengembangkan kawasan pesisir menjadi wajah depan kota yang indah dan memiliki banyak fungsi. Sedangkan 4.5 persen lainnya berpendapat Pemkot tidak perlu mengembangkan kawasan pesisir menjadi wajah depan kota yang indah dan memiliki banyak fungsi. Tidak tahu atau tidak jawab 4.5 persen.
“Kiranya melalui Survei Indo Barometer ini, Pemkot bisa melihat keluhan-keluhan dan pendapat-pendapat masyarakat dan memenuhinya,” harapnya.*** Riska