KABARTERKINI.NEWS– Hambra Samal (HS) tergerak dengan derita yang dialami Fauzan anak usia 16 tahun di dusun Olas kecamatan Huamual kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Dalam agenda pulang kampung jelang Ramadhan 1442 kali ini, Samal menyambangi keluarga Fauzan, Jumat 9/4/2021 kemarin.
Fauzan berusia 16 tahun. Lahir dari pasangan Aharudin (36) dan Wa Suriati (35). Fauzan tidak seberuntung teman-teman sebayanya. Dirinya mengalami kelumpuan total sejak umur 11 tahun.
Kondisi Fauzan terendus saat diviralkan di media sosial facebook. Penasaran dengan kondisi Fauzan yang katanya duduk dan tidur saja sulit, maka Samal memutuskan untuk menjenguk Fauzan di rumahnya. Benar adanya, setelah sampai di rumah gantung berukuran 6×5 itu.
Samal mengaku terpukul dengan kondisi yang dialami Fauzan. Kaki dan tangan Fauzan sudah tidak berfungsi. Bagian dadanya menonjol kedepan. Duduknya sudah tidak normal seperti biasanya.
“Hampir 11 tahun anak kita Fauzan menderita. Ini tanggung jawab kita bersama. Paling tidak dia bisa duduk dengan normal. Kita upayakan itu,” ungkap Wakil Direktur Pelindo II tersebut.
Bukan saja menjenguk Fauzan. Samal juga menjenguk Abdul Latif (4) warga olas dan Cahaya yang baru menginjak usia 6 bulan. Keduanya menderita gizi buruk.
Samal Optimis Alif dan Cahaya segera pulih karena telah ditangani dengan serius oleh Puskesmas setempat.
Terbuka kepada wartawan saat dikonfirmasi, Minggu (11/04) Samal menekankan, hubungan antar masyarakat terutama dalam mengatasi masalah – masalah sosial dewasa ini sudah sangat minim. Padahal masyarakat Maluku sudah dikenal dengan istilah masohi atau kerja sama atau gotong, royong. Potong di kuku rasa di daging.
“Masyarakat di sekitar harus punya kepedulian sebelum bicara pemerintah yg lebih luas. Allah suda mengatakan, orang yang paling baik itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya.
Samal berharap, hidup berdampingan antar orang saudara di Maluku disertai dengan saling mengontorl satu sama lainnya selalu di tinggikan. Terutama para pemimpin lapisan bawah yang diberikan amanah.
“Contohnya kepala desa/kepala dusun/ RT mapun RW, sering-seringlah mengontrol masyarakatnya kalau menemukan penyakit seperti itu harus cepat-cepat di laporkan misalnya, ke Kepala Puskesmas atau Kepala Rumah sakit atau kepala Dinas Kesehatan supaya penanganannya bisa cepat selesai,”jelas Samal.
Dikatakan, solusi terhadap yang sudah terjadi yaitu harus tindakan pengobatan atau represif dan ada solusi jangka panjang prefentif misalnya masyarakat setempat kepala Dusun ketua RT dan kepala Desa harus tau kondisi masyarakatnya, sehingga itu bisa di jadikan sebagai sumber informasi utama.
“Kalau di daerah itu ada puskesmas pihak puskesmas juga tidak hanya menerima pasien yg datang tapi mereka juga harus punya program untuk mengontrol masyarakat di sekitar jangan sampai gizi buruk itu terjadi naif kalau ada sebuah puskesmas di suatu tempat kemudian terjadi gizi buruk di situ dan harusnya jangan sampai terjadi semacam itu,”ungkapnya.
Samal juga menambahkan untuk anak Fauzan saat ini masih dalam penanganan dengan pihak Puskesmas. Untuknya, perlu kordinasi dan komunikasi lebih lanjut. Kalau memang perlu harus periksa lebih serius lagi di Rumah Sakit yang lengkap harus cepat di tangani.
“Kondisi seperti itu harus suda di tangani oleh pihak rumah sakit di observasi oleh pihak rumah sakit. Bisa jadi kalau pihak rumah sakit di Ambon tidak punya kemampuan secara teknis bisa saja nanti mereka akan rekomendasikan Ke Makassar, Surabaya ataupun ke Jakarta,” ungkapnya.
Samal berharap, ketiga anak yang dijenguknya dapat ditangani dengan cepat untuk menyelamatkan masa depan mereka.
“Mungkin kalau ada keperluan-keperluan yg bisa di bantu oleh kita, Insya Allah dapat dibantu sesuai dengan kemampuan kita. Kita bisa hubungankan agar mereka dibantu Yayasan Insan Cerdas Sejahtera,” paparnya.
Perihal Yayasan tersebut, Samal menyatakan, suda di bentuk sejak tahun 2007 dan selalu berkiprah demi kepentingan masyarakat Indonesia. Bantuan yang disalurkan terutama untuk keluarga yang kurang mampuBantuan yayasan juga menyasar hingga dunia pendidikan termasuk dengan bantuan pendampingan orang sakit yang tidak mampu berobat ke Rumah Sakit.
“Kami berusaha sekuat kami dalam membantu sesuai dengan kemampuan kami,”tutup Samal.*** KT-01