90% destinasi wisata pulau Buru milik perorangan, Dispar ambil langkah adakan pelatihan tata kelola kepariwisataan.
KABARTERKINI.NEWS–Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buru, melaksanakan pelatihan tata kelola Kepariwisataan.
Pelatihan itu menyusul kesadaran pemerintah soal kepemilikan tempat usaha kepariwisataan milik pribadi mencapai 90 persen di kabupaten itu.
Dimulai Selasa (24/09/2019) pelatihan dibuka langsung oleh asisten I sekretariat daerah (setda) kantor bupati Buru, Mari Bugis.
Jadwalnya, pelatihan berlangsung selama 3 hari sejak selasa hingga kamis, 24-26 September 2019, di Aula grand sarah Hotel.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buru, Istanto Setyahadi menjelaskan bahwa kegiatan pelatiha tersebut diikuti oleh sebanyak 70 orang peserta, yang terdiri dari para pengelola, dan penggiat agro wisata, yang ada diwilayah Kabupaten Buru.
Istanto menuturkan bahwa tujuan pelatihan ini untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sebagai pelaku usaha di bidang pariwisata.
“Kami ingin memberikan pemahaman bagi para pemilik destinasi wisata, agar bisa mengembangkan kearifan destinasi yang di miliki, untuk lebih layak di kembangkan sesuai standar standar kepariwisataan yang baik. Olehnya itu. Bimbingan ini perlu kami berikan demi ketersediaan destinasi wisata yang sesuai bagi para turis nantinya,” tutur Istanto.
Istanto bahkan mengakui presentase 90 % destinasi wisata pulau Buru di miliki oleh pribadi atau perorangan. Karena itu. Pada tahap ini. Dispar berupaya mendorong pemilik maupun pengelola destinasi untuk bisa mengembangkan destinasi wisata nya.
Lanjut istanto, para peserta pelatihan yang berjumlah 70 orang ini akan dibekali pengetahuan tentang Arah dan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Buru, standar tata cara pengelolaan destinasi bagi para turis lokal maupun mancanegara. Serta beberapa point penting lainnya.
Istanto berharap dengan dilaksanakan kegiatan Pariwisata ini kedepannya akan mampu membawa dampak positif terhadap citra, dan kemajuan pariwisata diwilayah Kabupaten Buru. Hal ini tentu saja memiliki dampak positif bukan hanya bagi para pengelola destinasi wisata. Tapi juga masyarakat khususnya pedagang yang berada di sekitar lokasi pariwisata.*** Edhelweis