KABARTERKINI.NEWS– Setelah menikmati “Hadiah” menginap di bawah kolong stadion Mandala Remaja Karang Panjang Ambon. Dua putra terbaik Maluku, peraih medali emas pada ajang Pra PON 2019 di Cibinong, Empy Pelamonia peraih emas nomor lari 800 meter putra dan Janes Pelamonia alias Anies peraih medali emas nomor 1500 meter dan perunggu nomor 5000 meter, memilih pulang kampung.
Pasalnya hingga kini janji beberapa pengurus PASI Maluku guna mempertemukan Empi dan Anies serta anggota tim atletik Maluku lainnya dengan Gubernur Maluku tidak ada kejelasan.
Wartawan media ini yang mencoba menghubungi Empi Pelamonia Sabtu (10/8/2019) lewat telpon genggamnya tidak berhasil menghubungi yang bersangkutan lantaran telpon selulernya tidak aktif.
Salah satu kerabat kedua atlet cabang olahraga atletik peraih emas itu yang berhasil dihubungi media ini mengatakan. Kedua atlet andalan Maluku pada PON 2020 mendatang itu, memilih pulang kampung ke Haria Kabupaten Maluku Tengah, lantaran tidak ada kejelasan janji untuk bertemu dengan Gubernur Maluku, Murad Ismail.
“Kedua adik kami itu memilih pulang kampung karena janji pengurus PASI Maluku untuk mempertemukan para atlet dengan Gubernur Maluku tidak jelas. Disamping itu, keduanya pulang kampung atas permintaan keluarga yang tidak tega melihat keduanya tinggal di bawah kolong Stadion Mandala Remaja, ” jelas kerabat keduanya yang meminta namanya tidak dipublikasi lantaran khawatir akan berimbas kepada Empi dan Anies.
Ditambahkannya, pasca adanya berita mengenai “Hotel” atlet di bawah kolong Stadion Mandala Remaja Karang Panjang Ambon tersiar ke publik, Empy maupun Anies mendapat telpon maupun pesan lewat WA tiada henti, baik dari pengurus KONI maluku, Pengurus PASI Maluku, maupun oknum oknum yang menyatakan diri mereka selaku pelatih atletik.
Bahkan yang paling miris dan tidak bisa diterima pihak keluarga Empi dan Anies adalah, ketika Empy ditelpon oleh seseorang yang diduga adalah pelatih atletik. Dimana saat itu orang yang diduga pelatih atletik itu langsung mengeluarkan kata kata makian kepada Empy. Setelah dirinya menyuarakan kebenaran yang selama ini ditutupi.
“Kami sebagai keluarga tentu saja tidak terima dengan hal tersebut. Padahal semestinya sebagai seorang pelatih mereka harusnya mendukung atlet atau anak asuh mereka menyuarakan kebenaran, bukan sebaliknya marah marah bahkan memaki maki, ” ujarnya.
Bahkan ada juga pesan singkat yang dikirimkan salah satu pelatih atletik yang isinya mempertanyakan bagaimana sehingga wartawan media ini bisa mendapatkan data dan foto keduanya.
Bahkan sang pelatih lewat percakapannya dengan Empy via pesan WA itu meminta pelari yang telah menyumbang puluhan medali bagi Maluku itu guna mengklarifikasi berita tersebut. Bahwa apa yang disampaikan itu tidak benar (bukti percakapan lewat WA ada pada redaksi).
“Ada juga telpon dari salah satu pengurus KONI Maluku yang mempertanyakan kebenaran berita tersebut. Dan setelah adik kami itu mengatakan bahwa apa yang disampaikannya itu merupakan suatu kebenaran, sang penelepon langsung menutup telpon dan mengakhiri percakapan tersebut. Jujur saja kami pihak keluarga sangat kecewa dengan semua itu, ” tandasnya.