KABARTERKINI.NEWS – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ambon menggelar Kegiatan “Workshop Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah”, di Ballroom The City Hotel, Kamis (21/11).
Hadir dalam acara tersebut Kepala Balai POM Ambon, Hariani, Sekertaris Kota Ambon, A.G.Latuheru, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM RI, Dini Ferdenia.
“Kegiatan hari ini adalah monitoring dan evaluasi jejaring anak sekolah. Kegiatan ini selalu diselenggarakan oleh Balai POM Ambon setiap tahun dan kegiatan ini juga adalah kegiatan nasional,” Sekertaris Kota Ambon, A.G.Latuheru, kepada awak media di The City Hotel Ballroom, Kamis (21/11)
Dilanjutkannya, kalau dilihat pada 22 sekolah yang mendapat bintang, artinya 22 sekolah itu telah mendapat perhatian langsung dari BPOM. Kemudian kurang lebih 6 sekolah yang terpilih sebagai juara.
Latuheru mengatakan hasil monitoring evaluasi, ada petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh BPOM, itu mesti dijaga. Supaya kalau anak jajan di sekolah, makanan anak sekolah itu betul-betul bebas dari bahan-bahan yang dilarang. contohnya bahan kimia, boraks dan juga bahan-bahan pewarna lainnya seperti pemanis harus digunakan yang sesuai dengan jenia tapi harus sesuai dengan putunjuk kesehatan. Jangan cuma hanya kebetulan mau untung sedikit, tapi menggunakan bahan-bahan yang dilarang.
“Ingat bahwa kita kalau menjaga jajanan anak sekolah, bahan-bahan jualan yang tida higenis tidak menggunakan zat-zat kimia tertentu itu sama dengan kita merusak generasi. Syukur-syukur kalau generasi itu bukan anak kita sendiri, tapi kalau bilang generasi itu tanggung jawab kita bersama. Dan ini juga jadi tanggung jawab sekolah, bukan saja tanggung jawab BPOM, tapi juga tanggung jawab komite kepada orang tua,” Kata Latuheru.
Latuheru mengungkapkan waktu pemberian penghargaan, dirinya telah mengatakan bahwa pemberian hadiah atau juara ini karena mereka melaksanakan secara baik. Dan jaga terus seperti ini, agar bahan makanan yang dijual di sekolah adalah terhindar dari bahan-bahan yang dilarang.
“Seperti yang tadi saya bilang bersinergi BPOM, Dinkes, Pendidikan, Kementerian Agama, Lingkungan Hidup dan juga elemen lainnya. Termasuk yang paling penting orang tua juga harus di lihat,” ungkap Latuheru.
Sementara itu, Kepala BPOM Ambon, Hariani mengatakan, Kantin disekolah-sekolah telah dibenahi, semua bisa lihat nanti before dan afternya. Jadi progresnya luar biasa, makanya pihaknya sangat bersyukur dari 200 sekolah yang mengikuti bimtek, terus pihaknya fokuskan lagi ke 40 sekolah yang untuk piagam bintang dan updatenya sesuai dengan parameter kantin sehat. Makanya Bpom kerjasama dengan dinkes, dinas pendidikan, agama, lingungan hidup, agar dapat menilai dari berbagai aspek.
“kegiatan ini adalah kegiatan berkelanjutan, pak sekot sempat menyampaikan bukan hanya sampai hari ini. Tetap nanti kita akan melakukan monitoring kelapangan dengan cara mengclaim, menggunakan mobil keliling. Kita juga akan datang ke sekolah-sekolah dan melakukan pengujian secara cepat dan kita akan melakukannya terus-menerus,” harap Hariani.*** RISKA