KABARTERKINI.NEWS – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Maluku melalui Bidang Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Hisab Rukyat, Sosialisasi Biaya Operasional (BOP) dan Regulasi Kelembagaan Kantor Urusan Agama (KUA).
Hadir Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, Dr. H. Mohsen bersama sejumlah pejabat eselon III/IV lingkup Kanwil Kemenag Maluku.
Diselenggarakan selama tiga hari, 11-13 November 2019, Bimtek dan Sosialisasi tersebut resmi dibuka Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Maluku, Fesal Musaad.
Kakanwil dalam sambutannya mengingatkan tugas utama KUA. Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah naungan Dirjen Bimas Islam Kemenag RI yang bertugas memberikan pembinaan umat ini tidak sebatas mengurusi proses pernikahan.
Dikatakan, terdapat tugas lain KUA untuk memberikan pemahaman agama secara moderat yang esensinya adalah meningkatkan kerukunan antar sesama umat beragama.
“Banyak mengira tugas utama KUA hanya mengurus pernikahan. Kami tegaskan kembali, KUA adalah teras Kementerian Agama dimana program-program pelayanan bimbingan umat beragama melekat padanya,” kata Kakanwil dalam kegiatan Bimtek Hisab Rukyat, Sosialisasi BOP dan Regulasi Kelembagaan KUA yang berlangsung di Hotel Golden Palace Ambon, Selasa (12/11) lalu.
“KUA adalah ujung tombak Kemenag yang mengajarkan pemahaman agama sebagaimana hakikatnya untuk memberikan kesejukan, mengambil jalan tengah dan memberikan solusi terhadap persoalan kemanusiaan,” sambungnya.
Kakanwil mengajak KUA turut serta membantu Kementerian Agama melakukan upaya pencegahan dini dengan melakukan deteksi terhadap persoalan radikalisme dan intoleransi.
Sambil mengutip ungkapan salah seorang peraih nobel perdamaian asal pakistan, Malala Yousafzai: “With weapons you can kill terrorists. But with education you are able to kill terrorism (dengan senjata anda bisa membunuh teroris. Tapi dengan pendidikan anda mampu membunuh terorisme)”, Kakanwil menerangkan cara menghadapi radikalisme melalui jalan pendidikan, yaitu KUA bisa menggunakan pendekatan lunak (soft approach) dalam mencegah dan menanggulangi ideologi terorisme.
“Kalau hard approach itu punya densus 88, soft approach ini jalur kita dengan melaksanakan program deradikalisasi dan kontra radikalisasi,” jelasnya.
Selain radikalisme, dalam urusan hisab rukyat, Kakanwil juga menyebutkan peran lain dari KUA yakni, memberikan pehamanan kepada masyarakat untuk menciptakan kesepahaman perspektif dalam rangka mengikuti kebijakan yang diambil pemerintah, termasuk melaksanakan puasa dan lebaran Idhul Fitri secara bersamaan.
“Sampaikan saja kepada masyarakat, bahwa biarkan dosa kalian ditanggung pemerintah karena telah mengikuti ketetapan pemerintah,” ujarnya.
Selanjutnya masalah narkoba masih menjadi persoalan mendasar dan urgen dewasa ini, diharapkan KUA juga turut memberikan pemahaman agama kepada masyarakat tentang bahayanya penggunaan barang terlarang tersebut.
“Saya pikir tugas berikut ini bisa menjadi domain KUA dengan menggunakan pendekatan soft approach tadi,” tandasnya.****(ZAM)