“Cobaan atau musibah” bisikan hati di atas …
BERDIRI di Anjungan kapal fery menuju tanah lahir
Terpampang hamparan rahmat dari sang kuasa
Laut nan biru, langit pun biru, hutan hijau, angin sepoi-sepoi
Indah dan menakjubkan
SUBAHANALLAH, kalimat indah terlontar spontan
Ku pandang jauh dan membentuk pikir
Alangkah hebatnya sang khalik, alangkah beruntung umat dan saudara setanah lahirku
Tatkala ku langkahkan kaki menuju pengungsi, nangis batin tak terlihatkan, senyum bibir penghibur lara anak2, wanita dan orang tua.
Ku bertanya pada sang khaliq
Hai Dikau yang maha perkasa, maha bijaksana, mahakasih, dan semua maha yang melekat pada dzat-Mu.
Ada apa gerangan dengan negeri, ada apa gerangan dengan umat di tanah lahirku
Akankah ini cobaan atau hukuman?
Pertanyaan demi pertanyaan mengusik kalbu, tanpa nemu jawaban pasti
Akhirnya, batinku berkata “pentingkah kita menduga ini musibah atau cobaan?, ataukah hal itu tidaklah penting?”
YA ALLAH Tunjukan jawabannya padaku
Akhirnya kaki ini kembali melangkah menembus laut mengarungi samudra dengan tanya yang tetap misteri.
Oooh akhirnya ku nemu bisikan jawabannya, “musibah atau cobaan” tidaklah penting, yang terpenting hanya suatu Iman keyakinan bahwa
“Tuhan menciptakan sesuatu pastilah dengan hikmahnya”.
Akankah kita dekat denganNya jika ada “musibah atau cobaan?”.
TIDAKKK, Dengan lantang hati dan batinku menjawab.
Kita adalah hamba, wajib setiap detik,menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun selalu berusaha mendekatiNya, pasrah pada ketetapanNya, yakin akan kekuasaanNya.
SAUDARAKU,
Marilah kita jadikan Allah benar-benar, satu-satunya Tuhan, dan kita jadikan diri dan semua kejadian sebagai benar-benar hamba, agar kita selamat dunia akhir.
“Suara hati di atas laut Seram, 14 Oktober 2019″. Hi. Hambra Samal (Putra Huamual)