KABARTERKINI.NEWS– Deputi Bidang Infrastruktur dan Bisnis Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, H. Hmbra Samal berhasil sampai di punggungan bukit tempat pengungsian masyarakat dusun Siompo, Minggu (13/10).
Didampingi ketua yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri, Harjawan Balaningrat, serta perwakilan empat perusahan BUMN, mereka memberikan sentuhan melalui pelayanan “trauma healing” bagi masyarakat.
Pantuan media ini, cara sederhana yang dilakukan dengan membuka komunikasi secara persuasif dengan masyarakat.
Bukan saja bertanya tentang kendala dan masalah di lokasi pengungsian, sesekali deputi Hambra juga mengundang tawa para pengungsi dengan dialeg Ambon yang menggelitik.
“Kalau mama-mama dengan bapa-bapa mau, katong rame-rame tidor saja di kampong. Jang digunung lai,” ajak Hambra dengan dialeg khas masyarakat setempat membalas ajakan masyarakat untuk menginap di pengungsian.
“Jang lai bapa e, katong talu rumah tindis katong. Gempa tarus rumah su retak-retak samua,” sambung sejumlah ibu-ibu kompak kepada Deputi Hambra.
Disamping bincang-bincang “ala hidup orang sudara” dengan masyarakat, tak Lupa Deputi Hambra meminta anak-anak untuk berbicara agar didengar olehnya.
Hal ini dilakukan bukan sebatas karena tugas dana target capaian pemulihan oleh BUMN.
Sosok Hambra yang dikethaui putra asli pulau seram tepatnya di Kecamatan Huamual tersebut memang penyuka anak kecil. Sehingga tidak salah ketika setiap kunjungan di pengungsian, pasti ada anak kecil yang digendong sambil diajak bermain.
Salah satu pengungsi, Ibu Wa Ija (39) mengaku sudah sangat familiar dengan singkatan BUMN. Pasalnya, khusus untuk dusun Siompo desa Kairatu, sudah seringkali bantuan yang masuk atas nama BUMN.
“Ada orang datang bilang (katakan) dari BRI deng (dengan) BUMN. Dong (Mereka) bawa katong pung bantuan. Biar sasadiki tapi akang (Bantuan) datang tarus. Jadi katong su biasa deng bapak-bapak BUMN ini to,” ungkap Ibu Ija.
Bantuan BUMN menurut pengakuan Ija, berupa terpala untuk tenda, beras, telor pampres untuk anak-anak.
“Ada gula, daun teh, juga kalau seng (tidak) salah ada terigu. Hari ini baru katong lia bapa-bapa samua pung rupa. Kalau seng, nama saja yang datang deng bantuan. Sukur bapa dong datang lia katong. BUMN mantap,” akui Ibu Ija.
Tokoh masyarakat setempat, Hamin (54) menyebutkan, masyarakat di dusun siompo sudah sejak tanggal 26 September lalu mengungsi di gunung belakang kampung mereka.
Jaraknya 30 menit perjalalanan dari kampung ke lokasi. Medan tempuh menuju lokasi tersebut menanjak. Namun karena sebelumnya oleh desa setempat dibuatkan jalan tani menuju perkebunan jadi kendaraan roda dua bisa mencapai lokasi tersebut.
“Tapi biasanya warga jalan kaki ambil jalan potong biar cepat sampai. Itu jalan tanjakan. Di gunung biar tidur di dalam tenda tapi katong rasa aman dari gempa,” akui Hamin.
Hamin mengakui, dalam satu hari, masyarakat merasakan gempa lebih dari 3 kali. Gempa yang dirasakan bervariasi.
“Sesekali rasa gempa paling kuat. Sesekali gempa pelan saja. Tapi rasa tarus,” akui dia.
Untuk aktivitas masyarakat kata Dia, berjalan tidak normal dari biasnya. Hal ini karena aktivitas masyarakat bingung mau menjual hasil kebunnya.
Pasar induk di gemba maupun sejumlah lapak di Kairatu belum normal. Sementara kata dia, mereka bertahan dengan kondisi tersebut.
“Berdoa semoga keadaan ini seng tarus-tarus biar katong bale lai di kampong,” pungkas dia.
Untuk diketahui, rombongan Deputi BUMN diikuti oleh sejumlah bada-badan usaha yang berkantor di Maluku diantarnya, ASDP Indonesia Ferry cabang Rahmadi Nugroho, PT. JASARAHARJA, Andre Hendra Wibawa, BNI KC Ambon, Ferry Siahainenia dan Gedung PT PELINDO IV (PERSERO) Cabang Ambon Yusri.
Sama seperti pada titik pengungsian yang lain, BUMN menyambung tali asih dengan menyediakan makanan siap saji untuk masyarakat dusun Siompo yang diketahui memiliki kurang lebih 300 KK tersebut.**** RUL