KABARTERKINI.NEWS – Peduli Gempa di Kabupaten Seram Bagian Barat ( SBB ), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI salurkan bantuan kepada korban bencana gempa dengan bantuan spesifik dalam hal ini untuk kebutuhan anak.
Yang kita temukan sesuai data, yang di peroleh dari posko penanganan darurat gempa banyak data berupa kerusakan fisik.
Padahal yang mendapatkan dampak dari bencana ini adalah manusianya yang mereka trauma, ketakutan dan belum lagi mereka harus meninggalkan lingkungan aman mereka yaitu rumah dan lari tanpa bawaan apapun ” Ungkap Perwakilan Kementerian PP dan PA RI Ciput Ekapurwianti Kepada Media Ini Sabtu 5/10.
Ditambahkannya, Jadi kadang tidak ada yang memikirkan kebutuhan spesifik anak dan juga perempuan. Jadi usaha kami disini membawa sedikit bantuan sebagai pancingan dan kami mendorong pemerintah daerah SBB untuk melengkapi data terpilah korban-korban menurut usia, menurut jenis kelamin supaya nanti kita bisa petakkan kebutuhan spesifik,
Apalagi yang dikatakan Bupati, ada banyak ibu hamil melahirkan , inikan kebutuhannya beda dengan perempuan dewasa yang lain dan upaya yang kami lakukan memastikan semua itu terpenuhi,” entusnya.
Dikatakannya,ini hanya kunjungan awal dan karena datanya sangat minim maka kami juga ini repitsesmen ngobrol dengan para pemangku kepentingan ,
Besok kembali ke Jakarta dan informasi yang kami dapatkan di sini akan kami koordinasikan dipusat bersama tim sebetulnya kan dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Dan itu adalah bagian dari sub klase perlindungan hak perempuan dan anak dikatakanya dari kekerasan berbasis gender Itu nanti lain lagi isunya, mengungsi lama-lama orang dewasa stress,” cetusnya
Menurutnya, anak-anak stress dan mungkin ada masalah dalam rumah tangga sehingga rawan terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak, itu nanti jangka panjang harus diupayakan dan yang paling utama adalah dukungan sikososial yang harus segera supaya mereka pulang kembali tanpa rasa takut,” katanya
Dirinya berharap untuk Pemda SBB yang pertama adalah perlu menyediakan data terpilah tadi dari korban menurut usia, jenis kelamin dan wilayah itu yang jelas.
Memang betul data pengungsi itu akan berubah-ubah tapi setidaknya dalam kurun waktu tertentu kita sudah punya gambaran yang lebih lengkap dan dari situ pemetaan kebutuhan semua warga penduduk dari dampak bencana gempa kemarin itu terpenuhi tidak ada yang tertinggal.
Terutama ini kami harapkan di proses-proses diskusi identifikasi kebutuhan perencanaan rehabilitasi jangan hanya kepala rumah tangga saja yang di undang, diingat harus ada perwakilan perempuan dan anak karena mereka yang tahu apa saja yang mereka butuhkan,” harapnya singkat.***FIT