KABARTERKINI.NEWS– RUANG dialektika jarang kita temukan di kalangan pemuda dewasa ini, kalaupun ada, itu hanya ditemukan dalam kelompok-keloompok tertentu.
Persoalan dialektika penuangan ide dan gagasan pemuda merupakan hal yang tak bisa dilepas pisahkan dengan pembangunan suatu daerah.
Namun akan terlihat miris, jika ruang ilmiah itu disederhanakan dalam diskusi gaduh di media sosial seperti Facebook.
Menyikapi ini, Lembaga Swadaya Masyarakat Roemah Beta Kreatif menyediakan ruang diskusi untuk para pemuda berdialektika guna mendorong pembangunan daerah.
Setelah berhasil membuka diskusi publik di kota Ambon awal Juli lalu, LSM dibawah asuhan Farham Suneth kembali membuka ruang tersebut di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Diskusi publik LSM Roemah Beta Kreatif Institute di kota Piru, Sabtu (27/07) berhasil hadirkan sejumlah narasumber yang dipandang cakap dalam bidang ilmu dan profesinya masing-masing.
Hadir sabagai narasumber yakni Kepala Dinas Pendidikan kabupaten SBB, Ketua KNPI SBB, Pimpinan GAMKI SBB, Direktur RESCO Consulting dan Rahman Patty wartawan media online.
Bertemakan Optimalisasi Peran Pemuda Guna Mendukung Pembangunan Daerah Yang Mandiri dan Demokratis, diskusi dihadiri puluhan pemuda dari berbagai latar belakang di kabupaten bertajuk Saka Mese Nusa itu.
Farhas Suneth Direktur LSM Roemah Beta Krestif Institute mengatakan, giat pihaknya tersebut sekaligus dijadikan ajang silahturahmi dan konsoldasi Pemuda untuk bersatu membangun daerah.
“Membangun daerah itu bukan saja tanggungjawab pemerintah saja,tapi elemen Pemuda dan masyrakat. Yang bisa kami buat adalah membuka ruang-ruang khusus pemuda untuk berdialektika,” jelas Suneth.
Suneth menegaskan Pemuda SBB harus berada di garda terdepan. Bukan kelas kedua atau kelas pengembira tapi harus tampil memberikan ide,gagasan dan solusi bangun daerah.
Dalam dialog tersebut kata Farhan, ada beberapa narasumber menawarkan adanya pemetaan masalah sosial di SBB.
Hal ini agar pemerintah bersama pemuda SBB memberikan solusi untuk perubahan SBB kedepan,selain itu juga tawaran pengelolaan pariwisata,pertanian dan Perikanan yang menjadi ikon SBB.
Terkait ikon SBB Kata Farhan di tawarkan lumbung rempah-rempah yang jadi jargon SBB untuk di jual di mata Indonesia dan Dunia.
“Saya berharap Pemuda juga harus inovasi,kreatif dan mandiri sehingga tidak tergantung pada pemerintah,ini menjadi modal pemuda menghadapi Revolusi Industri 4.0,”tutup Suneth.*** RUL