KABARTERKINI.NEWS- Bupati Seram Bagian Barat Moh Yasin Payapo kecewakan warga Negeri Eti Kecamatan Seram Barat Kabupaten SBB karena tidak mengindahkan undangan untuk meresmikan perumahan khusus nelayan Desa Eti.
Terlebih, warga Eti telah dijanjikan oleh Bupati beberapa waktu lalu bahwa akan menghadiri acara peresmian tersebut.
“Bupati sudah janji tapi tidak hadir. Masyarakat sangat kecewa dan merasa ditipu,” ungkap warga Desa Eti kepada KABARTERKINI.NEWS, Rabu 20/2/2019 kemarin.
Lanjutannya, kalau Bupati tidak hadir setidaknya mengutus perwakilan. Atau seharusnya pula Wakil Bupati hadir.
“Ini keduanya tidak hadir sekaligus. Pemerintahan macam apa ini. Sekali lagi kami sungguh kecewa atas apa yang sudah dilakukan kepada warga Desa Eti,” akui pria yang merupakan salah satu tokoh berpengruh dalam negeri tersebut.
Diakui, saat ini, pihaknya butuh satu dari kedua pemimpin ini untuk hadir ditengah tengah warga dan sekaligus untuk resmikan rumah khusus nelayan. Tapi yang didapatkan hanya kekecewaan yang diberikan pemerintahan saat ini terhadap masyarakat negeri.
“Tidak ada Bupati tidak ada Wakil Bupati. Kita warga menanti untuk hadirnya Bupati kalau tidak Bupati harusnya Wakil Bupati tapi yang hadir bukan Bupati dan Wakil Bupati, malah Assisten,” akuinya.
Apa memangnya Pak Bupati punya Wakil dengan asisten satu, kalau ada wakil Bupati kenapa harus assisten satu yang hadir. Guna apa Wakil Bupati SBB di Kabupaten ini.
Ditambahkannya, ada apa dengan pemerintahan saat ini,kalau Bupati dan Wakil Bupati tidak harmonis jangan tunjukan kepada masyarakat Negeri Eti khususnya dan Masyarakat 92 desa lainnya du SBB.
“Yang kami harapkan adalah kehadiran satu diantara mereka bedua sebagai pemimpin Kabupaten Seram Bagian Barat. Mereka adalah sombar besar untuk perjalanan pemerintahan desa. Kalau tidak ada keduanya. Lalu masyarakat bilang apa,” akuinya.
Ditegaskan pula, tidak harmonis untuk pribadi mereka berdua, jangan tunjukan diacara acara seperti ini. Jangan dengan ego mereka berdua masyarakat negeri eti dan masyarakat SBB secara umum.
“Kita yang jadi korban. Kita yakin, semua desa di SBB merasakan hal yang sama,” pungkasnya.*** Fit