KABARTERKINI.NEWS– Perlahan terkuak siapa dibalik mafia besar Pasar Mardika. Alham Valeo yang sempat viral karena dituduh, ternyata hanyalah korban. Bagaimana tidak, Gedung Putih yang baru direvitalisasi kini sudah dijual sejumlah oknum.
Hal itu terkuak dari pengakuan salah satu anggota komisi III DPRD Provinsi Maluku, Hatta Hehanusa saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di kantor DPRD, Senin (05/06).
Anggota DPRD Dapil Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) itu mengakui, dirinya langsung ditawari harga ruko sebesar 70 Juta Rupiah oleh Oknum. Dia juga mengakui, oknum yang menawarkan dirinya telah menyediakan 3 ruko dengan harga permasing-masing 70 juta rupiah.
“Berhubung permasalahan pasar mardika telah di take over oleh Pansus yang telah terbentuk, maka akan kami bicarakan saat rapat Pansus,” beber Hehahnusa.
Dirinya menegaskan, akan meminta rekomendasi Pansus DPRD untuk menempuh jalur hukum biar ada efek jera dan pedagang tidak dirugikan.
Massa kerja Pansus kata Legislator Gerindra itu, selama Enam Bulan, maka Pansus akan memaksimalkan kinerja untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.
Perihal itu, Ketua Asosiasi Pedagang Mardika (APMA) Alham Valleo yang turut hadir dalam RDP tersebut terperangah dengan informasi yang disampaikan legislator berlatar belakang pengusaha tersebut.
Alham mengaku, kaget mendapatkan informasi tersebut langsung dari anggota DPRD. Dirinya mendesak kepastian siapa yang diberikan mandat pengelolaan gedung baru pasar Mardika yang tinggal menunggu perampungan beberapa bulan lagi.
“Revitalisasi pasar Mardika ini sudah hampir rampung, kami ingin mendengar kepastiannya dari komisi yang membidangi ekonomi dan aset, ke depan jika telah rampung siapa yang akan mengelola pasar tersebut,” ucap Alham.
Selaku representasi Ribuan pedagang pada payung APMA kota Ambon, Alham meminta DPRD Provinsi maupun Kota, Pemerintah Provinsi maupun Kota serta Kepolisian segera mengusut studi kasus penjualan Ruko yang belum rampung tersebut.
“Saya kira ini harus diseriusi. Selama ini kami yang tertuduh. Akhirnya terkuak juga kan. Ada oknum dibalik ini semua,” jelas Alham saat ditemui usai RDP.
Alham menegaskan masalah yang ditemui tersebut, harus dengan serius dituntaskan. Mengingat Mardika menurut dia sebagai barometer ekonomi Kota Ambon Khususnya dan provinsi Maluku umumnya. Yang mana permasalahan oknum yang sudah dengan berani menawarkan harga-harga ruko atau lapak itu tentu akan sangat menggangu stabilitas perekonomian dan Kamtibmas di Mardika nantinya.
“Jika itu dibiarkan terus, maka Gedung yang nanti katanya jadi solusi, berbalik menjadi biang masalah karena tumpang tindih pengelolaan yang tekesan amburadul,” tekannya.
Lanjut kata dia, situasi ini menjadi polemik, yang paling membingungkan lagi, nanti mekanisme pengelolaan seperti apa di gedung baru itu.
“Rekrutmen pedagangnya seperti apa, karena ada berbagai macam persoalan yang sangat krusial terutama pada penempatan kembali pedagang yang akan menempati gedung putih baru,” jelas dia.
Ini karena selentingan yang beredar sudah ada oknum yang memperjual belikan lapak di pasar baru, hasil revitalisasi tersebut.
“Kami meminta kepada komisi yang berkompeten untuk bisa menelusuri masalah ini. Sehingga tidak terjadi perselisihan yang menimbulkan instabilitas ekonomi di pasar utama masyarakat kota Ambon tersebut,” pungkas Alham.
Sementara itu anggota Komisi III Fraksi PKS Fauzan Alkatiri menyatakan dalam RDP itu menyatakan, persoalan Mardika merupakan potret lambannya pemerintah daerah dalam menangani masalah dalam masyarakat.
Dirinya menjelaskan, semua permasalahan ini sudah di take over oleh Panitia Khusus Pasar Mardika Ambon yang sudah dibentuk.
“Kami akan mencari solusi permasalahan demi kemaslahatan orang banyak,” singkatnya.*** Tasya