KABARTERKINI.NEWS— Kondisi ruas jalan alternatif Kecamatan Huamual menuju Kota Kabupaten, desa Piru sangat memprihatinkan. Hal ini berpotensi membahayakan pengguna jalan. Terlebih jalan tersebut satu-satunya penghubung kesejahteraan masyarakat Huamual. Meski begitu, pemerintah daerah kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) maupun pemerintah provinsi Maluku belum menaruh perhatian serius terhadap kondisi jalan tersebut.
Perlu diketahui bersama bahwa program Pemda terutama dalam masa kemimpinan Drs. Moh Yasin Payapo dan Timotius Akerina adalah pemerataan pembangunan infrasturktur seperti pembuatan jalan lingkar di Kecamatan Huamual Belakang, yang hingga kini belum ada lirikan dari pemerintah kabupaten SBB.
Wakil Kepala Pemuda dusun Uhe, kecamatan Huamual, D. Kaisupy, mengatakan, ruas jalan tersebut tidak layak untuk kendaraan berlalu lalang
Kondisi jalan berlubang bagai sumur ditengah jalan, belum lagi jembatan penghubung rusak hanya dibuat dari batang pohon kepala. Itupun atas bantuan masyarakat setempat yang peduli antar sesama.
“Lintasan itu saya sebut lintasan atau jalur neraka,” tegas Kaisupy, Jumat (28/6).
Kaisupy representasi masyarakat setempat kemudian menyentil persoalan usulan status jalan ke tingkat nasional.
Menurut dia, langkah tersebut patut diapresiasi. Namun, jika jalan tersebut menunggu persetujuan pemerintah pusat, berarti sampai akhir jabatan Payapo-Akerina pun belum bisa diperbaiki.
“Pertanyaan saya, kira – kira selama dua tahun ini dimana Pemda ? Kenapa baru diusulkan. Apakah karena memang pemda tidak serius. Jalan itu jantung ekonomi masyarakat Huamual. Kami pertanyakan keseriuaan pemda SBB,” tegasnya.
Dirinya berharap semoga ruas jalan tersebut bisa secepatnya dapat diantisipasi dan dikerjakan dalam waktu dekat, jika tidak, kita warga huamual terus memakai jalur “Neraka” tersebut,” tandas Kaisupy.*** DK