KABARTERKINI.NEWS – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Seram Bagian Barat bekerja sama dengan Wahana Visi Nasional mengadakan pelatihan dukungan psikologi bagi anak dalam situasi sulit untuk 30 guru SD, SMP dan PAUD atau TK.
Hal ini dilakukan untuk merespon tanggap darurat dan mengobati rasa trauma anak pasca gempa yang mengguncang kabupaten SBB beberapa waktu lalu.
Turut hadiri Sekda SBB M.Tuharea SH. Kadis Pendidikan dan Kebudayaan SBB M Sangadji, kadis Infokom Abdurahman, GAMKI, dan UPTD. Rabu 13/11/29.
Mewakili Bupati SBB, Sekda SBB Hi Mansur Tuharea, SH dalam sambutan dikatakannya, belum lama ini Seram Bagian Barat kembali di guncang gempa dengan kekuatan mangitude 5,1 SR, dan sebelumnya 6,5 SR dengan kejadian ini akan menambah rasa trauma pada anak – anak.
” Untuk itu, kegiatan seperti ini sangat baik untuk merespon rasa trauma anak – anak dalam mengobati ketakutan mereka,” ungkap Tuharea
Olehnya itu, ia berharap para peserta di harapkan setelah ini dapat mengimplementasikan di tengah – tengah masyarakat, guru dan anak – anak sekitar yang berada di lokasi titik gempa” Harap Tuharea.
Ditempat yang sama pula, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB M Sangadji mengatakan kegiatan wahana anak – anak bekerja sama dengan Wahana Visi Nasional yang mana bertujuan untuk mengobati rasa trauma baik masyarakat, guru maupun anak – anak pasca terjadinya gempa
“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi pelatihan dukungan psikologi dan sangat positif untuk hilangkan trauma anak – anak kita pasca terjadinya gempa” Ucapannya
Sangadji, berharap dengan kegiatan psikologi sosial, saya berharap dengan perlahan rasa trauma anak – anak bisa hilang dengan sendirinya terutama anak sekolah di bawah usia 2-5 tahun yang berada di bangku TK dan PAUD.
Sedangkan usia 10 – 15 tahun juga merasakan rasa trauma, sehingga perlu juga di libatkan guru SD dan SMP untuk membimbing anak – anak tersebut” Ujarnya.
Di kesempatan yang sama ditambahkannya direktur Tanggap Bencana Nasional Margareta Siregar menurutnya marilah kita berkaca dari pengalaman gempa palu, aceh dan beberapa tempat lainnya di Indonesia, bahwa yang mengalami trauma ada pada usia anak – anak dan ibu.
” Sehingga itu pelatihan wahana visi ini sangat penting guna membentuk karakter anak dan ibu untuk menangkis atau bersiap dalam hadapi gempa,” paparnya.
Ditambahkanya, dengan itu tugas kita adalah kembalikan keceriaan mereka dari rasa ketakutan dan keterpurukan dari wajah mereka seperti awalnya ceria sehingga datangnya gempa keceriaan mereka hilang seketika.
” Dengan kondisi saat ini,yang terpenting kembalikan senyum mereka dari rasa ketakutan dan trauma agar mereka selalu ceria dan bergembira seperti hari hari sebelumnya,” harapanya.**FIT