KABARTERKINI.NEWS- Pasca gempa yang mengguncang pulau seram, masyarakat memilih mengungsi dan mendirikan tenda-tenda pengusian. Terhitung sudah 4 hari sejak gempa berkekuatan 6,8 SR mengguncang kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Warga masih memilih bertahan, Minggu (29/09).
Berniat hindari amukan gempa susulan di tenda-tenda darurat, warga yang mengungsi di lokasi Rindam Waimital kecamatan Kairatu diserang penyakit diare.
Hal ini dibenarkan pula Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBB, Anis Tapang saat diwawancarai ti media ini.
Tapang mengakui, informasi yang dihimpun pihaknya menyebutkan sudah ada timbul gejala – gejala diare yang di alami pengungsian korban gempa yang berada di lokasi rindam waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten SBB
“Sudah ada gejala diare, namun sudah ada tenaga medis pula yang disiapkan oleh Dinas Kesehatan di lokasi pengungsian untuk mengatasi hal hal yang dialami para pengungsian salah satunya adalah diare sendiri,” akuinya.
Ditambahkannya, tenaga medis yang disiapkan tergantung jumlah warga yang bermukim di posko pengungsian.
Namun kata dia, rata-rata tiga sampai empat tim medis yang disiapkan pada lokasi pengungsian itu.
“Ada 4 medis yang ditugaskan di posko pengungsian rindam, karena banyak pengungsi korban bencana gempa di lokasi tersebut dan yang paling sedikit pengungsiannya hanya ada dua medis saja yang ditugaskan,” jelasnya.
Menurutnya, timbulnya gejala diare pada pengungsian yang berada di daerah rindam, disebabkan daerah tersebut sudah banyak dan padat pengungsiannya.
“Saya tinjau lokasi sudah ada tiga orang yang diare,dan sudah di rawat oleh tenaga medis setempat,” ucapnya.
Dijelaskan, penomena ini harus kita antisipasi kalau tidak makin bertambah lagi diarenya ini, sebab di rindam sudah padat pengungsian yang mendiami wilayah rindam itu sendiri.
“Kemudian ada pengungsian yang buang air sembarangan itukan sangat merepotkan juga,” endusnya.
“Dan kalau memang informasi tsunami itu hanya isu hoax,sebaiknya, warga pulang saja ke rumahnya masing,” pungkasnya.***FIT