KABARTERKINI.NEWS– Terdamparnya ratusan ikan mati di kecamatan Seitimur Selatan (Leitisel) kota Ambon beberapa hari ini bukan tanpa sebab.
Dua hari belaknagn ini, masyarakat di pesisir pantai Leitisel digegerkan dengan fenomena itu.
Fenomena itu menjadi perbincangan hangat hingga Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Kota Ambon, Stev Patty angkat bicara.
Stev menduga, ikan yang terkapar di semenanjung Leitisel itu tidak memiliki racun. Dia meyakinkan ikan-ikan tersebut sudah diambil dan diteliti.
Pihaknya menduga, matinya ratusan ikan itu akibat ledakan yang menyebabkan guncangan hebat di dasar laut.
Di kediaman Walikota Ambon usai jamuan makan malam dalam acara Sinode Keuskupan Amboina tadi malam, Stev mengakui, dirinya dan rombongan saat pekan kemarin menyantap beberapa ekor ikan tersebut di Leahari.
Dikiatakan, Pemerintah Kota Ambon melalui Perikanan dan Kelautan, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon, beserta tim dari Balai Karantina, Balai Pengawasan dan Balai Riset Perikanan telah melakukan peninjauan kebeberapa lokasi.
Peninjauan itu dilakukan pada hari Minggu (14/09/2019) kemarin.
“Setelah melakukan peninjauan, laporan tersebut benar adanya,” ungkapnya.
Fenomena ikan mati itu terjadi di sepanjang pesisir pantai mulai dari Hutumuri, Leahari dan sekitarnya.
Menurut dia, setelah melakukan peninjauan, dirinya sempat menemui beberapa warga sekitar guna menanyakan guna memastika warga bahwa ikan-ikan yang terdampa itu aman untuk dikonsumsi.
“Ikan-ikan itu mati bukan keracunan, itu yang pasti,” pungkasnya,
Kadis menjelaskan, bangkai ikan yang diambil dari beberapa lokasi, kemudian diteliti dilaboratorium Balai Karantina Ikan Ambon.
Berdasarkan hasil penelitian, diduga sementara ikan-ikan yang mati dan terdampar disepanjang pantai di Kecamatan Leitimur Selatan adalah karena faktor getaran atau ledakan yang cukup kuat.
“Kenapa dugaan itu dikemukakan, kesimpulan dugaan tersebut berdasarkan ditemukannya kerusakan pada bagian tulang ikan dan juga pada bagian mata ikan. Sementara daging ikan sendiri tetap fres dan teksturnya tidak rusak,” jelas dia.
Dilanjutkan, bangkai ikan yang kami dapati, sebagian besar adalah ikan-ikan karang yang hidup pada kedalaman hingga 100 meter.
Ia menegaskan, Hari ini, Senin (16/05/2019) pihaknya dari dinas bersama tim dari LIPI akan melakukan penelitian lanjutan dengan melakukan penyelaman guna melihat langsung dan memastikan keberadaan terumbu karang yang ada pada wilayah sekitar.*** RUL