KABARTERKINI.NEWS- Dinilai tidak maksimal dan terkesan cuek, masyarakat negeri Hualoy minta Bupati Moh. Yasin Payapo dan Kapolres SBB bertanggung jawab atas kasus Lattu-Hualoy.
Pasalnya, kasus yang bermula dari penganiayaan warga Hualoy tersebut, hingga kini telah memakan korban nyawa kedua belah pihak.
Anehnya Bupati maupun Kapolres SBB tidak melakukan pengawalan penuh dalam upaya perdamaian kedua negeri adat tersebut.
“Bupati dan Kapolres cuek dengan kondisi kedua negeri. Padahal kasus ini sudah berlangsung lama,” akui salah satu warga Hualoy kepada media ini melalui pesan instan WhatshApp,” Minggu (05/05).
Lanjut dia, masyarakat Maluku umumnya sudah tahu efek buruk dari konflik kedua negeri ini. Apalagi warga kabupaten SBB sendiri dalam hal ini Bupati dan Kapolres.
“Bukan saja Latu atau Hualoy yang kena imbas terjadinya ketegangan akibat konflik ini. Melainkan masyarakat Maluku yang melintas menggunakan jasa transportasi darat,” akui dia.
Dikatakan, protes memblokir jalan utama lintas Seram penghubung tiga kabupaten 1 kota sudah menjadi tabiat kedua negeri bertetangga itu.
Mestinya, kata dia, sudah dianulir pihak pihak terkait. Terutama Bupati dan Kapolres.
“Mereka cuek dengan keadaan ini. Saya bicara tentang sejumlah daerah di kabupaten SBB yang sering terlibat konflik, apakah ada langkah prenventif kedua lembaga itu menjadi penengah yang baik ?. Kan selama ini tidak ada. Iha Luhu misalnya. Kapolres dan Bupati sendiri cuek tidak membuat cerimonal perdamian yang dapat mengikat. Ada lagi beberapa daerah yang lain” tegasnya.
Dikatakan kejadian yang berujung penganiayaan secara sadis di hutan Lattu terhadap warga Hualoy adalah murni kriminal atas kelengahan Bupati dan Kapolres.
“Untuk itu kami minta bapak Pangdam 16 Pattimura dan bapak Kopolda Maluku segera turun tangan. Datanglah dan beri kami kebebasan dan kemerdekaan atas hak hukum di daerah ini. Kami sudah tak bisa lagi berharap kepada pemerintah Kabupaten SBB dan Polres SBB,”tutupya.
Seperti yang dikethaui bersama, kedua negeri beretetangga, Lattu dan Hualoy telah menjadi perbincangan hangat masyarakat Maluku.
Bermula dari penganiayaan salah satu warga Hualoy hingga akhirnya peseteruan kedua negeri ini makin menjadi jadi. Akibatnya, bukan saja korban materiil seperti yang dilporkan sejumlah gedung sekolah dibakar, rumah bahkan nyawa melayang.
Kasus baru setelah terjadi insiden awal 2019 lalu, berlanjut tepat hari Sabtu tanggal 4 Mei 2019. Warga Hualoy dianiaya hingga merenggang nyawa di hadapan anak dan istrinya.***Rul
Foto-foto Akibat Dari Blokir Jalan Lintas Seram