Payapo Tempuh Segala Cara, Dusun Wael Jadi Korban

Kabar Daerah News Politik

KABARTERKNI.NEWS- Menjelang momentum politik, segala hal dan cara dihalalkan untuk meloloskan kepentingan politik penguasa. Seperti yang terjadi di Wael, Desa Piru, kabupaten Seram Bagian Barat(SBB). Dimana ada dugaan untuk meloloskan kepentingan anak Bupati SBB, Iqbal Payapo sebagai Calon Legislatif DPRD Provinsi.

Upaya memuluskan hajat putra Bupati itu, pejabat desa Piru seakan dihipnotis untuk memuluskan niat Payapo. Kabar berhembus kuat, otak dari kekacauan di Wael sejak Jumaat pekan kemarin hingga hari ini dibuat oleh para pelucur Bupati seperti Jemi Rumpuin (Kontraktor) Fredi Manupassa (tokoh pemuda).

Menggunakan tangan pejabat desa Piru Riyanto Manupasa, para aktor ini bermain dan mengabaikan prosedur pergantian Kepala Dusun petuannya. Langkah yang ditempuh Pejabat tersebut adalah, pejabat kepala Dusun yang saat itu dijabat oleh Frans Mandaku, dilengserkan dan diganti lewat sebuah proses kilat.

Kepala Dusun Wael, Frans Mandaku yang awalnya staf desa di Piru, yang baru dua bulanan menjabat sebagai Kepala Dusun,tiba -tiba digantikan oleh La Sarudin pada Jumat sore, (8/2) kemarin.

Adapun kronologi pergantian Kepala Dusun yakni, menurut Mandaku saat dihubungi pada Minggu, (10/2) pemberitahuan pergantian dirinya dilakukan secara tiba-tiba. Anehnya pemberitahuan itu disampaikan hanya secara lisan bukan melalui surat resmi, sehingga Proses pelantikan yang berlangsung pada pukul 16.30 WIT yang berlangsung di Kantor Desa Piru, tanpa dihadiri oleh Mantan pejabat tersebut juga oleh Imam masjid Wael, La Antara dan tidak diketahui oleh masyarakat Wael.

“Bahkan informasi itu juga tidak diberitahukan kepada Kapolsek Piru,” akuinya.

Menurut Mandaku, janggalnya pergantian tersebut karena pada Jumat pagi, saat dirinya bertemu dengan Pejabat Piru, Riyanto Manupasa tetapi tidak ada penyampaian apa-apa soal pergantian tersebut dari Manupasa.

Kabar pergantian Mandaku baru diketahui saat pulang kerja,dimana Mandaku didatangi oleh pegawai kantor Desa Piru dirumahnya, yang kemudian mengabarkan bahwa dirinya dipanggil oleh Pejabat Desa Piru untuk menghadiri pelantikan pejabat Definitif Kepala Dusun Wael pada Pukul 16.00 WiT tersebut. Karena bertepatan saat itu di rumahnya akan dilaksanakan ibadah, maka dirinya tidak menghadiri pelantikan tersebut.

Kabar pelantikan Kepala Dusun pada sore itu, langsung mendapat reaksi penolakan keras dari sebagian Masyarakat Wael pada malam harinya, dimana sejumlah masyarakat Wael langsung melakukan protes keras dengan membawa benda-benda tajam, parang dan kapak (kapak). Aksi ini berlanjut dengan dirobohkan Balai Dusun Wael dimana sisi kanan tiang penyangga Balai Desa itu dipotong.

Pejabat Desa Piru, Riyanto Riupassa saat ditemui di Kantornya, Sabtu, (9/2) lalu menepis proses pergantian Kadus Wael sebagai unsur politik, pasalnya prosesnya sudah dilakukan sejak lama yakni oktober 2018.

Menurutnya, Pencalonan Kadus terpilih La Sadarudin diusulkan oleh masyarakat sendiri. Meski begitu, proses pergantian ini tetap dicurigai sebagai proses politik, pasalnya Proses ini selain beresiko besar berpotensi menimbulkan perpecahan ditengah masyarakat, pergantian dilakukan menjelang agenda Pemilihan Legislatif 2919 dimana anak Bupati SBB juga mencalonkan diri.

Sebelumnya beredar informasi, demi kepentingan politik meloloskan anak Bupati ke kursi Balai Rakyat di Karang Panjang, kontraktor Jimmy Rumpuin juga melakukan intervensi terhadap pemerintahan sejumlah Negeri di Kecamatan Taniwel.*** NUS/nick

1 thought on “Payapo Tempuh Segala Cara, Dusun Wael Jadi Korban

  1. Sungguh ironis kejadian ini dengan kejadian ini mengakibatkan perpecahan dan akhirnya munculah dualisme diantara kubu yang mendukung dan kubu yang tidak mendukung . Ini di akibatkan oleh kecerobohan pemerintah desa dalam mengambil keputusan.
    Maka dari itu saya sebagai anak putra dusun wael mendesak pihak terkait agar segera menyelesaikan masalah ini karna dengan masalah ini akan berakibat kepada pembangunan dusun wael. Kemudian pemerintah desa piru jangan pura pura tuli dan jangan pura pura buta melihat masalah ini karna sampai skarang belum ada tindakan dari pemerintah desa untuk masalah ini dan saya ulangi pemerintah desa jangan pura pura tuli dan pura pura buta untuk masalah ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *