Jawab Persoalan SMA 13 Pulau Panjang, Komisi IV DPRD Provinsi Akan Turun Lapangan

Kabar Daerah News

KABARTERKINI.NEWS– BARU-BARU ini diketahui kejadian tak biasa di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) tepatnya di kecamatan Pulau Panjang. Ini terkait pendidikan di kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa itu . Masyarakat akhirnya membuka boroknya pendidikan karena dianggap itu hal yang tak lazim.

Dalam sebuah akun media sosial, seorang warga Pulau Panjang menuliskan bahwa sejak tanggal 23 November 2019, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 SBT terpaksa diliburkan karena tidak memiliki tenaga pengajar.

Dituliskan hanya tiga guru PNS dan dua guru kontrak. Alasan diliburkannya para siswa sejak bulan November itu karena dua PNS di sekolah itu tengah mengikuti prajabatan sementara kepala sekolah dalam tugas rapat koordinasi. Sekolah benar-benar kosong tenaga guru. Akhirnya, dengan terpaksa sekolah tersebut diliburkan.

Keluhan masyarakat itu langsung direspon Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Maluku, melalui ketua komisi IV, Samson Richardo Atapary, Jumaat (13/12).

Atapary menyatakan, masalah tersebut sudah diinformasikan secara informal. Kilat dirinya langsung berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Drs. M Saleh Thio dan Kepala Bagian SMA Dinas Pendidikan.

“Sudah diinformasikan secara informal ke saya selaku ketua momisi IV. Atas laporan tersebut, saya sudah koordinasikan ke Kadis dan Kabag SMA. Hasil penjelasannya sudah ditangani untuk penyelesaian masalah yang terjadi di SMA 13 Kecamatan Pulau Panjang tersebut,” akui Atapary kepada kabarterkini.news.

Atapary menyatakan, guna menindak lanjuti hal tersebut juga, tanggal 17 Desember mendatang, Komisi yang dipimpinnya akan melakukan Kunjungan Kerja ke SBT. Dalam kunjungannya nantim akan membicarakan dan mencari solusi masalah tersebut.

“Komisi IV akan rapat dengan Kepala Cabang Dinas & Kepsek SMA 13 tersebut bersama-sama juga dengan Dinas Pendidikan Maluku, sekaligus mengevaluasi Pendidikan SMA/SMK yg ada di SBT. Kira-kira apa masalah dan kendala mendasar yg terjadi di SBT, terutama kualitas guru , sarana dan prasarana,” pungkas Atapary.**** RUL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *