Catatan Baim “Gubuk Kecil Dari Artafella untuk Bapak Bupati SBT”

Kreativitas

Assalamualaiqum Wr.Wb

Salam Attamai Wanuya.

Salam atamai wanu tanah Ukar Lena. Bapak Bupati yang Kami Hormati Banggakan

Malangan kamu kalangan ka (liat katong katong liat Bapak), Artafella pada beberapa tahun lalu ombak begitu dasyat di tepi pantai timur bumi Kiandarat angin kencang membuat rumah warga yang terbuat dari atap rumbia sampai mengucapkan selamat jalan.

Pada malam yang mulia pukul 05:00 datanglah sosok yang inspiratif sosok yang dikabarkan dalam lembaran sebelumnya sosok yang selalu di ceritakan kepada generasi yang di pengunungan sana yang penuh dengan sejarah dan penuh dengan hamparan alam yang menghijauh.

Kedatanganya di fajar itu membuat tabir-tabir hujan membasahi jagat Kampong kecil  Artafella yang rupawan semakin kemilau langitnya tak seperti biasanya, lautnya bergelombang sosoknya bersama sang kekasih menginspirasi dan bersahaja.

Langkah itu tuterus menyusuri kampong kecil itu.

Angin laut bernyanyi pohon kelapa bergoyang tandanya kiriman doa di awal subuh jiwa yang berhati baik ini bersama sang keklasih dengan pesona hijab sungguh pesonanya seperti pesona aksara.

Sosok petani Abdullah namanya yang tinggal menjaga gubuk kecil yang dimiliki kedua suami istri bernama Abubakar Buaklofin dan Aspia Kelsaba jiwanya tergetar saat suara itu hadir di depan pintu hujan rintik-rintik  hadir dalam kedatangan itu, Abdullah terbangun dari tidurnya jiwanya tersenyum seperti menghirup bunga pada pagi hari. Ternyata di luar itu adalah sosok yang pernah diceritakan dalam lembaran perpolitikan Ita Wotu Nusa.

Assalamualaiqum Bapa ….Assalamualaikum ada orang,” ucap wanita yang berhijab itu dan ternyata itu sosok Ibu yang lugas dan hatinya anggun dan baik jiwanya yakni Ibu Tercinta Ny Y. Misa Keliobas.

Abdullah langsung membuka pintu yang terbuat dari gaba-gaba dengan nada bahagia Ia mempersilahkan masuk di dalam gubuk milik Abubakar dan Aspia “Silakan Masuk Ibu, Silakan masuk Bapa,” ucap Abdullah.

Mendengar perkataan Abdullah sosok pria berparas bumi kerajaan matahari naik ini langsung berkata “Mana tey Baba, (Seng apa-apa bapa) katong mau nginap besok pagi-pagi katong mau ka gorom,” yang bicara itu adalah bapak Bupati saat ini yakni Bapak Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas.

Akhinya Abdullah mengalas tikar sambil berkata “Dolan woa Kalifana Baba Jou” (Duduk di tikar bapa raja) dengan nada yang pelan sosok Inspiratif ini menjawab “Tama totoran otsamo tasika namanila kami kahalaru nanata geser kanalau goran nai lebarana fua bapa (katong duduk sabantar saja, sadikit air laut sudah teduh katong mau ka geser untuk ke gorom par lebaran ini bapa,” kata Bapak Bupati.

Sambil duduk beralas tikar di dapur tidak ada sarapan semua dalam suasana berpuasa di Bulan Ramadhan. Asyik cerita tentang perjalanan dari kota Bula Abdullah tersenyum mendengar tawa serta canda dari Bapak Bupati kepada Ibu Misa yang selalu diiringi dalam cerita itu.

Pagi telah datang pada pukul 06:30 WIT ombak sangat teduh semuanya bergegas untuk beranjak dari Artafella ke Negeri Kian disana Sped Boat telah menunggu untuk menghantarkan sosoknya bersama sang Kekasih di Bumi Manawoku.

Musim timur dan ombak telah berlalu hari berganti hari tahun terus berganti 2015 datang dengan sejuta rindu kenangan dan catatan kecil itu Abdullah ceritakan di sekita kampong kecil dan rupawan tentang hadirnya beberapa tahun lalu.

Arus politik semakin laju dari tiap periode sosok ini memiliki basis besar disana di Kilefa bumi Uta Suar nan Elok dan rupawan yakni Artafella kecintaan mereka seperti tanah Keliobas di Gunung Bati. Masyarakat selalu bersatu posko di kampung itu sebagai tempat teristimewa bagi warga dan mereka saling berMUFAKAT dari cacatan politik sosok nomor satu di daerah ini selalu menjadi pemenang selalu menjadi kebanggaaan, selalu menjadi tokoh yang di sayangi rakyat.

Orang tua kami disana yang masih sempat beta ingatkan ada yang sudah tiada dan ditinggalkan anak istri seperti Adam Nabal, ini adalah pejuang tanpa pamrih bersama Abdullah Sukunwatan, Sahabudin Kelsaba, Umar Boufakar, Nyong Baba Tony bersama Anaknya, serta yang lain yang sempat saya sebutkan satu persatu adalah tokoh dimana memperjuangkan MUFAKAT disana dan mereka juga sebelumnya memenangkan MUJUR disana mereka adalah para tokoh yang saat mata saat sempat melirik hati saya rasa haru atas perjuangan ini.

Terima kasih bukanlah sebuah jawaban pasti tapi apakah jabat tanggan yang beberapa tahun lalu masih sempat terjalin rapi ? mereka tidak inginkan gedung pencakar langit dan tidak pernak katakana kecewa atas perjalanan pemerintahan ini.

Tapi kabar atau cerita dari Gubuk Rumah kecil Abubakar Buaklofin dab Aspia yang dijaga Abdullah  ini pernah di sajikan dalam Silaturahmi Bapak Bupati pada Hari Raya (lebaran) kemarin dan di depan rumah bapak Karateker kata yang sempat terekam.

Bapak bupati yang sangat kami banggahkan ini yang kami muliakan ini sempat berkata dan menceritakan tentang jejaknya di Atafellah dimana Ia ceritakan Gubuk itu akhirnya mengatakan akan memberikan hadia berupa rumah permanen kepada Abubakar dan Aspia “Pernah beta singgah disini dan di pantai itu ada rumah kecil yang sempat katong singgah dan beta berikan hadiah kepada pemiliknya sebuah rumah,” pungkas Bupati sambil menceritakan jejaknya di artafella pada beberapa tahun silam.

Rumah ini masih berdiri kokoh dan masih ada penghuni dan tinggalah Abubakar dan Aspia serta Anaknya disana adalah tempat sejarah yang tersimpan rapi bagi kami. Maka melalui tulisan ini saya menjawab pertanyaan mereka kami tidak minta bangunan yang begitu indah tapi jika Abubakar bahagia itulah kebahagiian kami dan ini bukanlah kami minta tapi inilah sebuah janji suci yang akan kami kenang sepanjang masa dan akan kami jadikan sebagai rumah persinggahan Bapak jika sempat kesana.

Akan tetapi sampai saat ini tidak ada tanda-tada di negeri kecil itu.

Dan mereka disana tidak mengeluh soal ini hanya saja tulisan ini mengingatkan agar kita semua laksana malaikat bahwa arti dari sebuah janji atau ungkapan jiwa. Abubakar pernah berkata “Baim katong dapat rumah yang pak Bupati janji itu bagaimana. Saya terkejut dan katakana mungkin lupa tapi seng apa akan kita usahakan untuk sampaikan.

Bapak Bupati yang Kami Hormati

Semoga bapak bisa menjawab apa yang pernah terkatakan ini karena jika ini terijabah Insya Allah pelabuhan kemenangan bapak disana masih menjadi harapan semua.

Abubakar dan istrinya menunggumu bukan janji yang pernah terucap tapi jiwamu yang sungguh membuat mereka terinspirasi tak sempat mereka datang lalu tanyakan janji ini sebab menurut merekla bapak adalah segalanya bagi mereka bapak adalah sang penyejuk bagi mereka dan saya menuliskan ini bagian dari rasa cinta kepada warga saya di kampong sana.

Ingin bertemu dengan bapak tapi ada hal lain yang membatasi pertemuan ini dan tulisan ini agar bisa membuat bapak mendengar dan bisa membacakan catatan kecil ini dan terakhir “Ba Jou Nalangan Kamu Pasti Kamu Kalangan Ba Jou, Ba Jou Na Ingat Kamu Pasti kamu ka Ingat Ba Jou,” kalo sate dai tei pasti kila tapi kila dai tei pasti munggulu.

Semoga lewat tulisan ini bapak bisa secepatnya mengutuskan pihak bapak untuk menjawab segalanya dan saling bersilatuhami dengan Abubakar dan Aspia Kelsaba disana.

Bula, 02 Desember 2019

Baim Abddullah Rumadaul (Dari Ufuk Timur Artafella)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *