Petani di SBB Gigit Jari Terima Hasil Proyek 1,2 M Anakan Kelapa Abal-Abal

Kabar Daerah Kabar Nasional News

KABARTERKINI.NEWS- Proyek pengadaan anakan kelapa tahun 2018 oleh Dinas Pertanian Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dengan anggaran 1,2 Miliar Rupiah diduga dikerjakan asal-asalan. Paslanya proyek pengadakan anakan tersebut tanpa ada proses persemaian terlebih dahulu. Padahal tahap persemaian ini merupakan tahap persiapan bedengan untuk benih kelapa.

Namun nyatanya, proyek yang dikerjakan oleh CV Asma Wina Nusantara dengan nomor 027/14/Pokja III/pertanian-Kab.SBB /V/2018 tanggal 32 mei 2018 terkesan asal jadi.

Untuk diketahui, proyek anakan kelapa yang dimenangkan oleh CV ASMA WINA Nusantara dengan nomor kontrak 520/SP-PBAK/I/PPK/APBD/DISTAN/2019 tertanggal 14 juli 2018 dengan anggaran sesebar Rp.1.249.500.000.

Informasi yang dilidik Cakra Media Grup di Kabupaten bertajub Saka Mese Nusa itu, oknum CV Asma Wina Nusantara hanya memanfaatkan lahan kelapa milik warga kemudia mencabutnya dan memasang level. Selanjutnya usai pemasangan level juga label, kemudia dibagi bagikan kepada kelompok tani yang ada di Kabupaten SBB.

“Tanpa ada proses persemaian dan hanya dipungut dan dicabut dari perkebunan milik warga sehingga anakan kelapa tidak berkualitas dan banyak anakan kelapa yang rusak sehingga tidak dapat ditanam oleh para petani dan dibuang begitu saja,” akui I.Panna ketua kelompok tani desa Hulung kecamatan Taniwel SBB.

Panna, Ketua Kelompok Tani mengakui, penyaluran anakan Kelapa dalam kelompok tani di desa Hulung sejak bulan Desember 2018 lalu. Namun setelah dichek ternyata ada 500 lebih anakan yang tidak layak dan rusak.

“Kurang lebih lima ratus anakan kelapa yang rusak, namun sampai saat ini belum digantikan oleh Dinas Pertanian Kab SBB maupun pihak ketiga CV ASMAWINA NUSANTARA,” akuinya.

Panna kembali membeberkan, anakan kelapa yang dibagikan kepada petani bukan dari hasil proses persemaian, namun anakan kepala tersebut hasilnya dicabut dan dipungut dari kebun milik warga oleh beberapa orang di kebun milik Omanya dan diangkut menggunakan mobil pick up.

“Kalau seperti ini saja jangan lagi dibagi bagikan kepada para petani, kenapa bantuan pemerintah seperti ini lebih baik kami tanam sendiri tanpa bantuan bibit dari pemerintah dan tidak melewati proses persemaian hanya dipungut dan dicabut dikebun warga,” kesalnya.

Yang dikatakan PPK sudah menggantikan anakan kelapa itu hanya bohong. Buktinya petani Desa Hulung sampai saat ini belum menerima ganti anakan kelapa dari Dinas Pertanian. Seharusnya PPK harus terang membeberkan desa mana saja yang sudah digantikan anakan kelapa.

Alexanders Panna Salah satu tokoh masyarakat Desa Hulung Kecamatan Taniwel Timur Kepada Cakra media Grup mengatakan, jika ada benarnya seperti itu maka saya sangat sesalkan atas perbuatan pelaku-pelaku yang tidak bertanggung jawab. Sengaja membuat praktek yang merugikan masyarakat dan mencari keuntungan untuk memperkaya diri sendiri dan korbankan masyarakat petani yang ada di SBB.

Olehnya itu Panna meminta pihak penegak hukum untuk melihat persoalan ini dan diusut tuntas agar ada efek jerah kepada pihak yang tak bertanggung jawab yang sudah meraung keuntungan dari proyek milyaran rupiah milik Dinas Pertanian Kabupaten SBB.*** FIT

PEMBENIHAN DAN PEMBIBITAN KELAPA

Komoditas kelapa sangat prospek dalam rantai agribisnis serta mudah ditemui di hampir merata wilayah Indonesia karena dapat hidup di semua jenis kondisi alam misalnya di pantai, pegunungan, dataran rendah, daerah gersang dan kondisi alam lainnya. Dahulu orang menganggap bahwa tanaman kelapa merupakan komoditas yang ditanam hanya sebagai pelengkap tanaman lainnya atau tanaman yang sekedar tumbuh sendiri secara alami saja, namun seiring dengan manfaat ekonomis semua bagian tumbuhan kelapa yang beraneka ragam semakin menarik minat petani untuk melakukan budidaya kelapa.

Kelapa unggul berasal dari tanaman kelapa yang diseleksi dan dilakukan pemuliaan berdasarkan sifat keunggulan. Oleh karena itu benih kelapa dalam dan genjah unggul hanya didapatkan dari induk kelapa yang telah ditetapkan agar kualitas terjaga karena jika sudah tercampur dengan varietas kelapa lain yang berkembang dapat terjadi down grade yaitu penurunan kualitas varietas kelapa. Dalam usaha peningkatan produktifitas kelapa dari penyediaan bibit karena potensi produksi dipengaruhi oleh pada bibit kelapa, cara budidaya dan perlakuan yang diberikan.

Metode Pembibitan Sesuai Mekanisme:

Asal Benih Kelapa

Asal sumber benih dari Pohon Induk Terpilih di dalam Blok Penghasil Tinggi yang telah ditetapkan oleh keputusan Dirjenbun (Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai SK Mentan Nomor : 01/Kpts/KB.020/1/2017 Tanggal 5 Januari 2017) atau Kepala Dinas Instansi terkait (Perkebunan) di tingkat Provinsi. Kriteria benih unggul yang berasal dari Blok Penghasil Tinggi yaitu memiliki umur tanaman sekitar 15 – 60 tahun, memiliki pertanaman seragam, luas minimal hamparan 1,5 – 2,0 ha, memiliki kemampuan minimal produksi per tahun 2,0 ton kopra/Ha/, produktivitas kelapa dalam per tahun >80 butir/pohon atau genjah >100 butir/pohon, tanaman terbebas dari hama/penyakit.

Pemilihan Pohon Induk dan Kriteria Benih Kelapa

Tujuan dilakukan seleksi pohon induk adalah mengetahui benih yang berkualitas baik dimana akan menjadi sumber benih. Kategori utama dalam menyeleksi pohon induk yaitu penampilan tumbuhan kelapa baik dan sehat, baru kemudian dilanjutkan seleksi mutu benih, pohon kelapa induk yang memiliki memiliki 12 tandan/tahun dengan buah lebih dari 7 butir per tandan, tandan bertangkai pendek serta kekar, jumlah daun lebih dari 29 daun.

Persiapan Bedengan Untuk Persemaian Benih Kelapa

Pembenih kelapa dalam atau genjah dimulai dengan membuat bedengan tanah yang digunakan untuk persemaian. Prosedur membuat bedengan dimulai dari olah tanah dengan cangkul atau mesin bajak kedalaman 30 cm kemudian membersihkan sisa tanamam sebelumnya. Ukuran bedengan persemaian sebaiknya memiliki lebar sekitar 125-200 cm, tinggi 25 cm dan panjang sesuai kebutuhan atau luas lahan serta antar bedengan berjarak sekitar 40-50 cm. Campurkan dengan kompos organik jika tanah kandungan bahan organik tanah minim.

Pembenihan Kelapa

Selanjutnya lakukan pembenihan dengan benih kelapa dalam dan genjah yang telah sesuai dengan mutu syarat benih (seperti yang penjelasan sebelumnya) dengan melakukan persemaian yang diawali dengan melakukan penyayatan sabut dengan ukuran sayatan 7-10 cm di atas mata, tepatnya di tonjolan sabut bagian yang berhadapan sisi terlebar. Tujuan sayatan untuk proses penyerapan air menuju dalam sabut berlangsung mudah yang berdampak positif pada lingkungan di sekitar lembaga buah selalu memiliki keadaan lembab atau basah. Benih kelapa yang sudah disayat, pada 2/3 bagian benih dibenamkan ke tanah pada posisi horizontal (mendatar) serta bagian yang telah disayat sebaiknya dihadapkan ke timur. Benih memiliki jarak tanam dalam barisan 10 cm serta 15-25 cm antar barisan dan apabila terjadi bersinggungan dapat dilakukan penjarangan. Setelah persemaian dilakukan adalah dilakukan aktivitas pemeliharaan persemaian benih kelapa tersebut sekitar selama 12-14 minggu berupa pengairan, penyiangan dari gulma, pemupukan, dan pencegahan hama serta penyakit. Khusus untuk frekuensi pengairan agar tahu kapan waktu yang harus dilakukan penyiraman adalah dengan menekan pada bagian sayatan menggunakan ibu jari dengan tanda jika saat ditekan keluar air menandakan masih basah sehingga tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan jika air tidak keluar menandakan perlu dilakukan penyiraman karena kondisi tidak lembab lagi. Jika tunas memiliki tinggi 3-5 cm sebaiknya selanjutnya dipindahkan ke bedeng pembibitan.

Tahap Pembibitan Kelapa

Tahap pembibitan merupakan tempat kelanjutan dari hasil seleksi pertumbuhan benih dari bedeng perbenihan. Sebaiknya benih seleksi dari persemaian dipindahkan ke pembibitan mulai berumur bulan 1 hingga maksimal bulan ke 4. Metode pembibitan ada 2 cara meliputi pembibitan di bedengan tanah secara langsung tanpa polibag dan pembibitan menggunakan polibag.

Pembibitan di Bedengan Tanah Secara Langsung Tanpa Polybag

Pembibitan di bedengan tanah secara langsung tanpa polybag diawali dengan membuat bedengan dengan cara yang sama seperti membuat bedengan untuk perbenihan hanya saja perlu dilakukan pembuatan parit drainase (sebagai tempat pembuangan air agar tidak berlebihan dan jalan untuk mengontrol serta pemeliharaan benih) antar bedengan lebarnya 60 cm pada tipe tanah ringan atau lebarnya 80 cm pada tipe tanah berat. Selain itu melakukan penanaman benih hingga tunas berada kurang lebih 2 cm pada permukaan tanah dengan tunas mengarah Timur. Jarak tanam benih kelapa terseleksi yang ditanam pada bedeng pembibitan adalah jarak tanam segitiga sama sisi ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm.

Pemeliharaan Bibit

Tahapan yang tak kalah penting dalam pembibitan kelapa menggunakan polibag atau pembibitan di bedengan tanah secara langsung tanpa polybag adalah pemeliharaan bibit kelapa yaitu meliputi pengairan, penyiangan gulma, pengendalian hama penyakit dan pemupukan.

Sertifikasi dan Pelabelan Bibit Kelapa

Setelah bibit anakan kelapa mencapai umur serta kriteria pertumbuhan yang memenuhi persyaratan teknis sertifikasi atau pelabelan selanjutnya adalah melakukan sertifikasi label. Yang berhak untuk melakukan sertifikasi bibit hanyalah instansi terkait misalnya Balai Sertifikasi Benih sehingga diharapkan segera menghubungi Instansi Sertifikasi bibit terdekat sehingga secara legalitas kualitas bibit benar-benar terjaga.

Demikian tatacara pembenihan dan pembibitan kelapa untuk pengadaan kepada petani atas nama pemerintah. Perlu diingat bahwa dalam mendapatkan bibit kelapa berkualitas membutuhkan ketekunan dan ketrampilan sehingga menghasilkan bibit kelapa dalam dan genjah unggulan siap tanam yang berkualitas juga.*** TIM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *